Ahok: Gubernur Tak Doyan Duit, Pejabat Cari Cara Korupsi Lain

Ketatnya sistem yang dibuat di DKI Jakarta, mulai e-budgeting, pencantuman harga satuan, membuat banyak pejabat takut menggunakan anggaran.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 27 Agu 2015, 19:47 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2015, 19:47 WIB
20150729-Ahok
Ahok (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta jadi sorotan karena penyerapan anggaran sangat rendah. Ketakutan para pejabat dalam menggunakan anggaran disinyalir menjadi salah satu penyebab rendahnya penyerapan anggaran.

Ketatnya sistem yang dibuat di DKI Jakarta, mulai e-budgeting, pencantuman harga satuan, membuat banyak pejabat takut menggunakan anggaran. Tapi, tidak menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Bukan takut sebenarnya, tapi cari curinya di mana. Karena gubernurnya enggak doyan duit doyannya berantem," tegas Ahok saat Pengarahan Gubernur atas Instruksi Presiden terhadap penyerapan anggaran, di Balaikota, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Pernyataan Ahok bukan tanpa alasan. Banyak pos anggaran yang seharusnya bisa lekas dibelanjakan tapi tidak juga dilakukan.

"Proyek MRT itu, ada lahan yang lama sekali deal-nya. Saya tanya, kenapa enggan mau kamu lepas mereka dimintain komisi 10% katanya. Saya tes lagi, ada ibu-ibu saya tanya, tante saya beli deh peruntukannya enggak saya ubah tetap hijau. Enggak mau juga takut dimintai 10%," tutur Ahok.

Belum lagi masalah tata ruang. Untuk membeli tanah harus ada persetujuan dari gubernur. Masalahnya, persetujuan gubernur harus ada trase dari Dinas Tata Ruang.

"Nah ini dari Tata Ruang enggak muncul-muncul. Jadi saya sampaikan bapak ibu silakan katakan takutnya dimana mumpung semua aparat ada, ada polisi, jaksa, BPK, KPK," tutup Ahok. (Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya