Liputan6.com, Malang – Sekitar 100 hektare lahan pertanian kentang dan kubis di Desa Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang Jawa Timur terancam gagal panen akibat terpapar abu vulkanik Gunung Bromo. Sebagian warga desa setempat dilaporkan memilih memanen dini lahan pertanian mereka untuk menghindari kerugian lebih besar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Ribowo, mengatakan lahan pertanian milik warga itu belum rusak total tapi paparan abu vulkanik Bromo tetap saja mengancam perekonomian warga.
“Abu vulkanik Bromo memang belum merusak total lahan pertanian. Tapi banyak warga yang memilih panen dini pertanian kentang dan kubis mereka,” kata Ribowo di Malang, Jawa Timur, Jumat (1/1/2016).
Baca Juga
Abu vulkanik Gunung Bromo sering melanda wilayah Lumajang sejak 24 Desember 2015 silam terutama jika angin mengarah ke tenggara. Di Lumajang ada 28 desa yang tersebar di Kecamatan Senduro, Kecamatan Guci Alit, dan Kecamatan Pasru Jambi yang sering terdampak abu erupsi Bromo.
Di antara puluhan desa itu, paling dekat dengan Bromo adalah Desa Argosari yang dihuni 4.000 jiwa dan Desa Ranupani didiami 1.200 jiwa, keduanya masuk wilayah Kecamatan Senduro. Di dua desa ini ketebalan abu pernah mencapai 1 sentimeter. BPBD Kabupaten Lumajang sendiri telah membagikan 7.500 masker untuk warga di kedua desa tersebut.
“Kedua desa paling dekat dengan Bromo, tapi yang paling parah paparan abu vulkanik ya di Desa Argosari,” ucap Ribowo.
Pemkab Lumajang telah membagikan 401 paket untuk warga Desa Argosari Kecamatan Senduro. Setiap paket berisi beras seberat 30 kilogram. Paket sembako diberikan karena perekonomian masyarakatnya yang kurang mampu. Apalagi lahan pertaniannya terancam gagal panen.
“Paket dibagikan kemarin oleh Bupati Lumajang. Lahan pertanian masyarakat Argosari kan juga terancam gagal panen akibat abu Bromo,” kata Ribowo.
Advertisement