Liputan6.com, Tangerang - Penumpang commuter line yang dari Stasiun Tangerang mengeluhkan langkah Pemkot Tangerang yang menutup akses dari arah barat (Masjid Agung Tangerang) ke stasiun. Akibatnya, para penumpang harus memutar jalan yang jauh.
Penutupan dilakukan mulai Selasa 19 Juli 2016. VP Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ), Eva Chairunisa mengatakan para calon penumpang harus memutar melalui Pasar Anyar untuk menuju stasiun.
Baca Juga
"Akses keluar masuk yang semakin jauh juga dikeluhkan karena sangat menyulitkan bagi pengguna prioritas yang berkebutuhan khusus seperti ibu hamil, lansia, dan pengguna dengan berkebutuhan khusus," kata Eva dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (20/7/2016).
Advertisement
Eva menambahkan, di lokasi Stasiun secara otomatis pengguna jasa akan mencari gate terdekat menuju akses keluar, dengan ditutupnya jalan keluar arah hall utama sehingga diprediksi akan terjadi kepadatan pada gate yang akan menuju pintu timur yang mengarah ke Pasar Anyar.
PT KCJ, Eva menambahkan, telah menyampaikan dampak penutupan akses tersebut kepada Dishub Kota Tangerang dan kepolisian.
Pemerintah setempat beralasan, penutupan yang dilakukan adalah untuk mengurai kemacetan di jalan raya depan stasiun, lantaran banyaknya angkot yang berhenti menunggu calon penumpang pada lokasi tersebut.
PT KCJ dan PT KAI Daop 1, dia menambahkan, mendukung langkah pemerintah dalam upaya penertiban tersebut. "Namun tidak dengan cara menutup akses masuk utama ke arah stasiun," kata Eva.
Penutupan juga berdampak pada tertutupnya jalur kendaraan yang akan masuk melalui area utama menuju lokasi parkir stasiun. Kondisi tersebut secara langsung akan menganggu pelayanan secara keseluruhan di Stasiun Tangerang.
Saat ini Stasiun tangerang melayani sekitar 13.000 pengguna setiap harinya. Sebagian besar pengguna menggunakan pintu barat untuk keluar masuk, di mana telah terdapat enam unit gate elektonik, vending machine, dan loket.
Adapun gate timur mulai beroperasi sejak Juni 2016 sebagai langkah mengurai kepadatan di gate barat. "Lintas Tangerang Duri saat ini adalah lintas Commuter Line dengan pertumbuhan jumlah pengguna terbesar, mencapai 30% dibandingkan tahun lalu," beber Eva.
Eva berharap sinergitas kerjasama antara pihaknya dengan aparatur setempat guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dalam penggunaan moda trasportasi umum.
"Saat ini pemerintah juga sedang melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan moda transportasi publik yang baik dan terintegrasi, dan memudahkan masyarakat pengguna jasa transportasi publik," ujar Eva.