Kepala BNPT: Renovasi Masjid Salah Satu Cara Berantas Terorisme

Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan, membangun dan merenovasi masjid merupakan bentuk soft approach dalam penanggulangan terorisme.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Jul 2017, 13:43 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2017, 13:43 WIB
Bom Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meresmikan pembangunan dan renovasi Masjid Baitul Muttaqin di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur. Daerah tersebut pernah disebut sebagai sarang para teroris yang merencanakan pembuatan 1,2 ton bom.

Kepala BNPT, Suhardi Alius, mengatakan, membangun dan merenovasi masjid merupakan salah satu bentuk soft approach dalam penanggulangan terorisme. Ini, kata dia, bagian dari deradikalisasi yang dilakukan BNPT.

"Penanggulangan terorisme yang kami lakukan tidak hanya hard approach, tetapi juga soft approach. Ini merupakan bentuk soft approach serta pelaksanaan program deradikalisasi oleh BNPT," kata Suhardi dalam keterangannya, Jumat 22 Juli 2017.

Dia menuturkan, BNPT merupakan lembaga yang serius dalam melakukan pencegahan paham radikal dan terorisme. Dalam hal ini, sambung dia, perlu keterlibatan peran serta masyarakat dan stakeholder terkait untuk menciptakan situasi dan kondisi yang bersahabat, serta komunikasi yang baik dalam rangka memberikan pemahaman keislaman yang damai dan toleran.

"Pembangunan masjid ini adalah bukti komitmen BNPT kepada masyarakat bahwa negara hadir di tengah masyarakat untuk membantu ke arah yang benar. Metode soft dan hard approach yang digalakkan oleh BNPT, semata-mata dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai humanis dalam menghadapi aksi terorisme, yaitu tidak hanya dengan penindakan saja, tetapi harus mampu memenangkan hati dan pikiran orang-orang yang terpapar paham radikal dengan lemah lembut," jelas Suhardi.

Dia menegaskan, pembangunan masjid tidak berhenti hingga Lamongan, tapi akan berlanjut ke Bima, Nusa Tenggara Barat. BNPT akan terus berinisiatif untuk menanamkan pengetahuan bagi generasi muda akan ancaman terorisme.

"Diharapkan para generasi muda memiliki kepekaan terhadap bahaya tindak terorisme, untuk selanjutnya mengurangi bahaya dan kerusakan yang diakibatkannya, serta dapat menyebarkan langkah pencegahan. Salah satunya dengan memaksimalkan peran dan fungsi Masjid sebagai pusat pendidikan bagi generasi muda," tandas Suhardi.

Saksikan video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya