Kapal Pertamina Terbakar di Batam, 5 Orang Tewas

Akibat insiden tersebut, polisi akan memeriksa sejumlah saksi mata seperti kapten kapal.

oleh Ika Defianti diperbarui 08 Sep 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2017, 15:00 WIB
kebakaran kapal
Api sangat besar terlihat dari belasan kapal yang terbakar di dermaga Juwana Pati. (foto : Liputan6.com/basarnas/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kapal milik Pertamina di Batam, Kepulauan Riau, meledak dan terbakar. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, lima pekerja tewas dan satu terluka parah.

Setyo menjelaskan, kejadian tersebut terjadi Kamis, 7 September pukul 15.20 WIB di ruang pompa kapal yang sedang diperbaiki. Saat membuka ruang pompa itu terdapat enam karyawan yang sedang memperbaiki bagian kapal yang rusak.

"Menimbulkan korban lima orang tewas dan satu luka parah. Masih dalam penyelidikan," ucap Setyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (8/9/2017).

Setyo menyatakan korban tersebut bukanlah karyawan dari Pertamina, melainkan pegawai galangan kapal. Lanjut dia, saat ini semua korban berada di RSUD Embung Fatimah, Batuaji, Batam.

"Itu rekanan, itu (korban) masuk ke dok (galangan) kapal," ujar dia.

Akibat insiden tersebut, polisi akan memeriksa sejumlah saksi mata seperti kapten kapal. Namun, jika terbukti terdapat kesengajaan, proses hukum akan terus berjalan.

"(Dugaan sementara) belum dapat, kemungkinan dan pekerjaan menggunakan listrik, sedang diperbaiki semua,"ujar Setyo Wasisto.

 

 

Tanggapan Pertamina

PT Pertamina (Persero) mengharapkan adanya review lebih lanjut terhadap aspek keselamatan terkait dengan industri kapal nasional baik dari galangan pembangunan maupun docking atau perawatan.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, sebagai BUMN yang mengoperasikan lebih dari 270 unit kapal untuk pengangkutan minyak mentah dan produk minyak di seluruh nusantara, perusahaan perlu didukung oleh industri galangan dan docking kapal nasional yang kuat.

Sejauh ini, tuturnya, perusahaan berkomitmen tinggi untuk melibatkan sebanyak mungkin peran industri galangan dan docking kapal nasional.

Namun, katanya, dalam melaksanakan operasinya industri galangan dan docking kapal harus betul-betul memperhatikan aspek keselamatan.

Terlebih lagi, tuturnya, kapal-kapal yang dioperasikan Pertamina merupakan kapal pengangkut material yang mudah terbakar sehingga menuntut tingkat keamanan yang lebih tinggi lagi.

"Kapal-kapal Pertamina merupakan kapal pengangkut bahan yang mudah terbakar, baik minyak mentah, BBM, maupun LPG sehingga aspek keselamatan betul-betul perlu diperhatikan tidak hanya oleh Pertamina selaku operator, melainkan juga industri pendukung kapal, termasuk docking kapal," terang Adiatma.

Apa yang terjadi pada Kapal Gamkonora di Batam yang mengalami musibah selama masa docking oleh PT ASL, lanjutnya, harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh pemangku kepentingan.

Musibah, apalagi mengakibatkan fatalities harus menjadi momentum bagi industri galangan dan docking secara keseluruhan untuk dapat me-review kembali standard keselamatan kerja.

"Pertamina menyesalkan dan berbelasungkawa atas terjadinya musibah ini dan berharap semoga hal ini tidak terulang di masa mendatang," ujar dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya