Jokowi Keluhkan Minimnya Hutan Baru di Indonesia

Jokowi menekankan pentingnya keberadaan hutan baru supaya hutan konservasi tidak habis.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 19 Des 2017, 15:42 WIB
Diterbitkan 19 Des 2017, 15:42 WIB
Presiden Joko Widodo di UGM
Presiden Joko Widodo di UGM (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Sebagai alumni Fakultas Kehutanan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku kecewa dengan pandangan khusus terkait perkembangan hutan di Indonesia. Triliunan rupiah digelontorkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setiap tahun, tetapi nyaris tidak ada hutan baru yang dibangun.

"Tunjukkan mana hutan yang jadi, kecuali Wanagama seluas 112 hektare dan di Getas juga ada, tetapi saya belum ke sana jadi saya belum bisa berkomentar," ujar Jokowi saat reuni dengan almamaternya di Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta, Selasa (19/12/2017).

Ia bercerita sempat menegur menteri soal minimnya hutan baru. Jokowi menanyakan keberadaan hutan, sementara anggaran yang digelontorkan sangat besar. Menteri pun menjawab sudah menanam sekian ribu hektare.

"Saya tanya balik, mana pohonnya? Saya kan orang lapangan, jadi saya pasti mengontrol," ucap Jokowi.

Jokowi menekankan pentingnya keberadaan hutan baru supaya hutan konservasi tidak habis. Keberadaan hutan baru bisa digunakan untuk bangunan dan furnitur.

Menurut Jokowi, tidak perlu menanam 1 juta pohon karena yang penting penanaman dan pemeliharaan dilakukan berkala dan berkelanjutan. Bisa dimulai dengan 2.000 meter persegi dulu tetapi rutin setiap beberapa waktu sekali.

Bandingkan Hutan di Norwegia

Jokowi Resmikan Proyek Jalur Ganda Kereta Bogor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menhub Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan meresmikan secara simbolis Groundbreaking proyek Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Bogor-Sukabumi di Cicurug, Sukabumi, Jumat (15/12). (dok. Setpres)

Jokowi menceritakan hasil pertemuannya dengan Raja Norwegia 1,5 tahun lalu. Norwegia memiliki kandungan tambang besar, tetapi yang dikembangkan justru kehutanannya.

Kehutanan menjadi satu-satunya sektor yang digiatkan di tengah-tengah keterbatasan lahan negara Skadinavia. Dari hutan pula, negara itu memiliki pendapatan per kapita yang tinggi.

"Mengapa mereka menjadi negara kaya hanya dari hutan saja, ternyata karena dari hulu sampai hilir dikerjakan secara detail, mulai dari penanaman, pemeliharaan, penebangan, dan itu yang kita tidak lakukan," kata Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya