Hujan Deras, Masyarakat Diminta Waspadai Potensi Bencana Akibat La Nina

Potensi bencana alam akibat La Nina yang ditandai seringnya turun hujan deras harus diwaspadai oleh masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2021, 19:41 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2021, 18:00 WIB
PDIP melakukan pelatihan kebencanaan bertajuk 'La Nina, Fenomena dan Dampaknya' yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP
PDIP melakukan pelatihan kebencanaan bertajuk 'La Nina, Fenomena dan Dampaknya' yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Potensi bencana alam akibat La Nina yang ditandai seringnya turun hujan deras harus diwaspadai oleh masyarakat. Karena itu, PDIP melakukan pelatihan kebencanaan bertajuk "La Nina, Fenomena dan Dampaknya" yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP, Rabu (27/10/2021).

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut memerintahkan langsung untuk menggelar pelatihan ini secara mendadak melihat kondisi hari ini.

"Karena Beliau (Megawati) sudah melihat situasi seperti ini. Sudah mendung, tadi pagi saja hujan sangat deras, maka langsung memerintahkan secara mendadak," ujar Ketua DPP PDIP bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana, Ribka Tjiptaning.

"Kita ingin ada kepedulian kita terhadap rakyat Indonesia untuk mengantisipasi adanya La Nina fenomena dan dampaknya," sambungnya.

Pelatihan ini mengundang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Sosial RI. Sebab semua badan itu saling terkait satu dengan yang lainnya jika menyangkut kebencanaan.

"Hari ini dihadirkan juga Mbak Mensos Tri Rismaharini, supaya nanti terjadi La Nina ini kita bisa berkoordinasi dengan cepat. Apa yang bisa kita buat untuk kepentingan rakyat Indonesia yang terdampak La Nina dan fenomenanya," kata Ribka.

 


Punya Peran

Sementara, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun mengungkap arti pentingnya para narasumber yang hadir.

Misal, Mensos Tri Rismaharini sudah bekerja keras untuk membereskan data warga miskin yang faktual dan sebenarnya. PDIP ingin membuktikan bahwa negara hadir melayani warganya yang miskin maupun yang terkena bencana, apa pun latar belakang politik maupun suku-agamanya.

"Apa pun pilihan politiknya, apa pun suku agamanya, ketika mereka miskin atau yang korban bencana, maka negara wajib hadir tanpa membeda-bedakan pilihan politiknya. Itu politik kemanusiaan yang ber-Pancasila ala PDI Perjuangan," kata Hasto.

Begitupun pentingnya peran Basarnas sehingga kepala badan itu, Marsekal Madya Henri Alfiandi, juga diundang. PDIP sedang terus berusaha membangun batalion petugas partai, yang ketika terjadi bencana, bisa turun bersama Basarnas untuk membantu rakyat.

Sementara peran BMKG yang dipimpin Prof. Dwikorita Karnawati sangat krusial. Sebab, kunci pencegahan dan peringatan atas bencana yang akan menghantam, ada di tangan badan itu.

"BMKG ini memiliki peran yang sangat penting berkaitan dengan early warning system kita terkait dengan bencana," ujar Hasto.

Begitupun dengan BNPB yang dipimpin Letjen Ganip Warsito, sebagai badan yang siap turun membantu semua warga negara yang terkena bencana.

"Banyak sekali yang bisa kita bahas, seperti persoalan bagaimana rakyat Indonesia menghadapi kemungkinan terjadinya bencana akibat banjir, tanah longsor, yang sering terjadi," kata Hasto.

 

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya