Golkar Minta Koalisi Besar Keroyok Ahok Berkompetisi Secara Fair

Yorrys berujar, dalam dunia demokrasi sangat lumrah berkompetisi dan berkoalisi untuk memenangkan calon pemimpin yang diusung.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 08 Agu 2016, 11:10 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2016, 11:10 WIB
20160614- Golkar Resmi Dukung Ahok di Pilgub 2017-Jakarta- Johan Tallo
Ketua (Plt) DPD Partai Golkar DKI Jakarta Yorrys Raweyai (kanan) saat konferensi pers terkait deklarasi dukungan untuk Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI pada Pilgub 2017 mendatang, Jakarta, Selasa (14/6). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar tak mempermasalahkan rencana partai-partai non-Ahok membentuk koalisi besar 'mengeroyok' bakal calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai mengatakan hal ini adalah fenomena yang wajar jika beberapa parpol di Jakarta ingin mengalahkan Ahok di pilkada tahun depan.

"Kita kompetisi fair saja, itu sudah biasa dilakukan dalam setiap gelaran pilkada di manapun ya," kata Yorris Raweyai saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (8/8/2016).

‎Yorrys berujar, dalam dunia demokrasi sangat lumrah berkompetisi dan berkoalisi untuk memenangkan calon pemimpin yang diusung. Menurutnya, justru semakin banyak calon, warga Jakarta diberikan pilhan untuk memilih pemimpin yang dinilai terbaik.

"Asal dilakukan sesuai prosedur tidak masalah. Malah kalau semakin banyak calon atau partai mengeluarkan dukungan kita bisa‎ menemukan calon-calon yang baik. Saya enggak ada masalah, sepanjang kita kompetisi secara demokratis dan kita juga perlu ada figur-figur baru yang muncul," ujar dia.

Meski kemungkinan hanya tiga partai saja yang tetap akan mengusung Ahok, Yorrys tetap yakin mantan Bupati Belitung Timur itu kembali terpilih untuk memimpin Ibu Kota. Ketiga partai tersebut yakni Nasdem, Hanura dan Golkar.

"Tetap optimistis itu pasti, kita kan mencalonkan untuk menang bukan untuk meramaikan pilkada. Survei di mana-mana kan jelas Ahok‎. Contoh dulu Pilkada sebelumnya Jokowi-Ahok, bisa menang meski didukung dua partai (PDIP-Gerindra), ya pokoknya kita biasa saja menanggapinya," tandas Yorrys.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya