Liputan6.com, Jakarta Politikus PDIP Bonnie Triyana menyatakan aksi pencabutan baliho capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Banten merupakan bentuk ketakutan dari pihak tertentu atas besarnya dukungan masyarakat terhadap pasangan nomor urut tiga.
"Ya seperti diketahui, berita yang beredar ada 70 lebih sebetulnya spanduk yang kami pasang untuk menyambut kedatangan Pak Mahfud ke Banten, itu hilang. Dipasang dini hari, pagi-pagi hilang, dan sebetulnya lebih dari 70. Jadi titik pemasangannya mulai dari keluar Tol Serang kemudian masuk ke Cidahu ke arah pesantrennya Abuya Muhtadi," ujar Bonnie di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2023).
Baca Juga
Bonnie menilai, ada kekhawatiran pihak tertentu lantaran Abuya Muhtadi merupakan ulama terkemuka di Banten. Sosok yang sangat berpengaruh dan didengar oleh masyarakat itu pun telah menyatakan dukungannya terhadap Ganjar-Mahfud.
Advertisement
"Jadi ketika Pak Mahfud mau datang hari Rabu kemarin, spanduknya lenyap. Itu menyiratkan ada yang khawatir memang, karena Pak Mahfud ini diterima luas oleh masyarakat Banten. Bahkan Abuya Muhtadi sebagai ulama terkemuka pun mendukung Pak Mahfud. Yang artinya memang banyak warga Banten itu mendengarkan, mengindahkan imbauan dari Abuya Muhtadi untuk memilih Ganjar-Mahfud," jelas Bonnie.
"Jadi saya kira ada pihak yang memang khawatir, cemas, takut kalau memang keberpihakan atau dukungan dari Abuya Muhtadi itu akan mendatangkan efek elektoral yang cukup besar bagi Ganjar-Mahfud di Banten," sambungnya.
Sekretaris Jenderal PDIPÂ Hasto Kristiyanto mengamini dugaan kekhawatiran dan ketakutan berbagai pihak tersebut. Namun begitu, dia yakin masyarakat dapat melawan dengan segala bentuk dukungan terhadap Ganjar-Mahfud.
"Ya sangat clear ya, ada pihak yang sangat khawatir dengan gerakan rakyat. Jadi intimidasi menghadirkan suatu kekuatan solidaritas dari rakyat, meskipun baliho-baliho Pak Ganjar dan Prof Mahfud dilepas dengan cara-cara seperti itu," kata Hasto.
Spanduk di Banten Dicopot, Ganjar: Intimidasimu Lucu, Terormu Menggemaskan
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengaku sudah mendapat laporan adanya intimidasi berupa pencopotan spanduk Ganjar-Mahfud di wilayah Tangerang, Banten. Hal itu terjadi jelang kunjungan Ganjar Pranowo ke Tangerang pada Kamis (14/12/2023).
"Saya dikabari kemarin pagi-pagi. Sebelum ada kunjungan, lalu beberapa jam kemudian kita ya biasa pasang spanduk, tapi setelah beberapa jam sudah hilang. Saya katakan, intimidasimu lucu, terormu menggemaskan," kata Ganjar di depan pendukungnya di Kota Tangerang, Kamis.
Lebih lanjut, Ganjar mengungkapkan, intimidasi seperti itu tak akan membuat pendukungnya gentar. Sebab, pencopotan atribut kampanye seperti baliho dan spanduk juga pernah dialaminya di wilayah lain.
"Saya tegaskan, kami bukan pasukan penakut. Teman-teman saya sampaikan ini karena saya juga mengalami ini di Bali, di Sumatera Utara, di beberapa tempat yang lain, dan terakhir di Banten. Kami tidak takut," ujar mantan Gubernur Jawa Tengah ini.
Ganjar Pranowo menyatakan ingin memenangkan pesta demokrasi pemilu 2024 ini dengan cara yang baik serta tanpa rasa takut terhadap ancaman dari pihak manapun.
Advertisement
Spanduk Ganjar-Mahfud Dipasang Dini Hari, Pukul 05.00 WIB Sudah Bersih dari Jalanan
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Banten, Rano Karno, mengatakan tim sudah mengirimkan laporan pemasangan spanduk ucapan selamat datang untuk Ganjar pada pukul 03.00 WIB dini hari.
Sayangnya, pada pukul 05.00 WIB subuh spanduk-spanduk tersebut sudah bersih dari jalanan.
"Kita tidak menuduh, tapi kita sudah melihat dan kita ada bukti bukan berarti ngarang. Semua petugas yang tugasnya pasang itu pasti laporan jam dan lokasi," ujar Rano Karno.
Dia menegaskan tak akan melaporkan hal tersebut ke Bawaslu. Kendati pihaknya melaporkan ke Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, hingga akhirnya dibahas oleh Ganjar saat melakukan pengarahan. Rano Karno mengamini bahwa intimidasi semacam itu menjadi hal yang lucu.
"Jadi lucu ngurusin spanduk, ngapain repot bangun subuh bukannya sholat malah nyopotin spanduk. Sudah cukup lah, ngapain," ujar Rano.
"Kita aja enggak pernah nyopotin spanduk orang. Malah kalau ada orang enggak punya paku, hayu sini bareng-bareng. Ini kan pesta demokrasi, harus senang bareng-bareng. Meskipun pestanya kompetisi, tapi bukan berarti kita bertengkar," sambungnya.