Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat mengikuti bursa saham Asia di awal pembukaan perdagangan saham.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (23/6/2015), IHSG naik 7,6 poin (0,15 persen) ke level 4.966,88. Indeks saham LQ45 mendaki 0,29 persen ke level 854,28. Seluruh indeks saham acuan menghijau pada hari ini.
Baca Juga
Saat pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 11,4 poin (0,22 persen) ke level 4.970,47. Indeks saham LQ45 menguat 0,26 persen ke level 854,05.
Advertisement
Ada sebanyak 88 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sedangkan 13 saham melemah dan 50 saham lainnya diam di tempat.
Pagi ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.971,75 dan terendah 4.966,76. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 4.561 kali dengan volume perdagangan saham 100,90 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 140,59 miliar.
Secara sektoral, seluruh sektor saham menghijau kecuali sektor saham infrastruktur naik 0,44 persen, lalu sektor saham pertambangan menguat 0,46 persen, dan sektor saham aneka industri mendaki 0,31 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 4 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli sekitar Rp 4 miliar. Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham BWPT menguat 2,12 persen ke level Rp 386 per saham, saham PTPP naik 0,42 persen ke level Rp 3.585 per saham, dan saham JSMR menanjak 0,90 persen ke level Rp 5.600 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BBRI turun 0,68 persen ke level Rp 10.875 per saham, saham MMLP tergelincir 2,34 persen ke level Rp 835 per saham, dan saham MYRX susut 0,68 persen ke level Rp 735 per saham.
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, IHSG berpeluang menguat dengan mencoba level resistance 5.010 dan level support 4.950. Saham sektoral yang sensitif terhadap suku bunga akan menopang penguatan IHSG.
"Sentimen kawasan yang akan turut mempengaruhi perdagangan saham hari ini adalah data aktivitas manufaktur China yang diperkirakan masih mengalami kontraksi namun angkanya lebih baik dari bulan sebelumnya. Indeks China HSBC Flash Manufacturing bulan ini diperkirakan 49,4 naik dari 49,2 bulan sebelumnya," ujar David dalam ulasannya. (Ahm/)