Investor Asing Buru Saham, IHSG Naik Tipis

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 3,49 poin ke level 5.356,95 pada Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Sep 2016, 16:14 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2016, 16:14 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Aktifitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung konsolidasi pada perdagangan saham awal pekan ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (5/9/2016), IHSG naik tipis 3,49 poin atau 0,07 persen ke level 5.356,95. Indeks saham LQ45 naik 0,09 persen ke level 920,13. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham Pefindo25 melemah tipis 0,02 persen ke level 417,62.

Ada sebanyak 176 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 137 saham melemah. 85 saham lainnya diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.396,91 dan terendah 5.347,59.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 227.416 kali dengan volume perdagangan 7,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,1 triliun. Investor asing melakukan aksi beli mencapai Rp 423,32 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat melemah di kisaran Rp 13.148.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi melemah 1,28 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar. Kemudian sektor saham manufaktur tergelincir 0,36 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,17 persen.

Sektor saham tambang naik 2,68 persen, dan membukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menguat 1,8 persen dan sektor saham perkebunan menanjak 0,83 persen.

Saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar antara lain saham ICON naik 32,58 persen ke level Rp 236 per saham, saham NELY menanjak 26,04 persen ke level Rp 121 per saham, dan saham WOMF mendaki 15,28 persen ke level Rp 166 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham BAJA melemah 9,94 persen ke level Rp 290 per saham, saham GDST tergelincir 9,87 persen ke level Rp 137 per saham, dan saham MDRN susut 9,55 persen ke level Rp 142 per saham.

Bursa Asia mampu bergerak di zona hijau pada awal pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,65 persen ke level 23.649, dan membukukan penguatan terbesar di bursa Asia.

Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,07 persen ke level 2.060,08, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,66 persen ke level 17.037,63, indeks saham Shanghai menguat 0,15 persen ke level 3.072,10, indeks saham Singapura naik 1,64 persen ke level 2.850,02, dan indeks saham Taiwan mendaki 1,14 persen ke level 9.090,13.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menilai IHSG cenderung konsolidasi pada perdagangan saham awal pekan ini. Lantaran investor asing mulai kembali masuk ke pasar modal Indonesia.

Hal itu menunjukkan tingkat kepercayaan investor masih ada. Di sisi lain, pelaku pasar juga merealisasikan keuntungan setelah ada kenaikan di awal sesi perdagangan.

"Selain itu sejumlah saham yang sudah naik tinggi mulai koreksi antara lain PT Kimia Farma Tbk dan PT HM Sampoerna Tbk," ujar William saat dihubungi Liputan6.com.

Sedangkan sentimen eksternal, William menilai rilis data tenaga kerja belum sesuai harapan akan menjadi pertimbangan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve terkait rencana kembali menaikkan suku bunga. "The Fed kelihatannya akan menunda kenaikan suku bunga karena AS juga masuk tahun politik," ujar dia. (Ahm/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya