Liputan6.com, Jakarta - Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pelemahan bursa AS ini karena penurunan harga minyak yang sangat tajam serta komentar dari beberapa pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip Reuters, Rabu (21/6/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 61,85 poin atau 0,29 persen menjadi 21.467,14. Indeks S&P 500 kehilangan 16,43 poin atau turun 0,67 persen menjadi 2.437,03. Sedangkan Nasdaq Composite melemah 50,98 poin atau 0,82 persen ke angka 6.188,03.
Harga minyak anjlok kurang lebih dua persen setelah beberapa produsen utama menyatakan mengalami kenaikan pasokan. Hal tersebut sangat membebani langkah dari organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang mengurangi produksi.
Advertisement
Baca Juga
"Orang banyak berpikir saat ini kisaran baru harga minyak di US$ 45 per barel sampai US$ 55 per barel. Tetapi ternyata saat ini semakin rendah," jelas analis O'Neil Securities, New York, AS, Ken Polcari.
Pelemahan Wall Street juga karena didorong oleh komentar dari beberapa pejabat the Fed. Gubernur the Fed Dalla Robert Kapan menyatakan bahwa globalisasi dan perkembangan teknologi sangat berpengaruh kepada inflasi.
Menurutnya, angka inflasi yang rendah kemungkinan terus akan berlanjut karena imbas dari globalisasi dan juga kemajuan teknologi saat ini.
"Pelaku pasar langsung menyambut pernyataan tersebut dengan mempertanyakan rencana pengetatan kebijakan the Fed," jelas senior vice president BB&T Wealth Management, Birmingham, Alabama, AS, Bucky Hellwig.
Sebelumnya, Gubernur the Fed Boston Eric Rosengren mengatakan era suku bunga rendah di AS dan di tempat lain menimbulkan risiko stabilitas keuangan. Oleh karena itu para pajabat bank sentra harus memperhitungkan kekhawatiran tersebut ke dalam pengambilan keputusan mereka.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: