IHSG Diperkirakan Parkir di Zona Merah

IHSG menguat tipis di awal pekan ini. IHSG naik 1,55 poin ke level 6.053,28.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 21 Nov 2017, 06:32 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2017, 06:32 WIB
IHSG
Karyawan memerhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG akan bergerak pada support 6.020 dan resistance 6.070.

IHSG menguat tipis di awal pekan ini. IHSG naik 1,55 poin ke level 6.053,28.

"Sektor infrastruktur menjadi penekan dan industri dasar menguat menjadi penahan pelemahan IHSG hingga akhir sesi perdagangan, "kata dia di Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Di pasar reguler investor asing mencatatkan aksi beli bersih. Namun, aksi jual bersih lebih besar di pasar negoisasi. Sehingga, secara keseluruhan investor asing tercatat jual bersih Rp 49 miliar.

Sementara bursa di Asia ditutup variatif. Indeks Hangseng dan Shanghai menguat. Lalu, Indeks Nikkei, Kospi, Topix melemah.

"Data neraca perdagangan dan tingkat ekspor di Jepang yang rilis melambat menjadi faktor utama, "kata dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Investor Jual Saham, IHSG Gagal Cetak Rekor Tertinggi

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan saham awal pekan ini. Akan tetapi, penguatan IHSG menjadi terbatas lantaran aksi jual.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (20/11/2017), IHSG naik tipis 1,55 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.053,28. Indeks saham LQ45 stagnan di posisi 1.010,95. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 135 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 199 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 119 saham lainnya diam di tempat.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.098,77 dan terendah 6.053,28. Transaksi perdagangan saham tidak terlalu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 293.952 kali dengan volume perdagangan 7,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,4 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 147,93 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 15.525.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham industri dasar naik 0,82 persen, dan catatkan penguatan tertinggi. Disusul sektor saham barang konsumsi menguat 0,59 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 0,55 persen. Sedangkan sektor saham infrastruktur melemah satu persen.

Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham MEDC naik 9,04 persen ke posisi Rp 905 per saham, saham ELSA melonjak 5,85 persen ke posisi Rp 398 per saham, dan saham MARK mendaki 3,36 persen ke posisi Rp 1.540 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan saham RIMO turun 18,30 persen ke posisi Rp 183 per saham, saham BULL merosot 4,14 persen ke posisi Rp 162 per saham, dan saham SMRA tergelincir 3,87 persen ke posisi Rp 870 per saham.

Bursa saham Asia sebagian bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,21 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,28 persen, dan indeks saham Singapura mendaki 0,14 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,28 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,60 persen. Indeks saham Taiwan stagnan di 10.633.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, pelaku pasar memanfaatkan momentum penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) untuk masuk ke pasar saham.

Namun, penguatan IHSG menjadi terbatas menjelang penutupan perdagangan saham. Reza menilai, hal itu ada aksi jual di pasar saham lantaran IHSG sudah menguat dalam dua hari ini.

"Aksi jual pelaku pasar membuat penguatan jadi terbatas," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, di tengah IHSG menguat, bursa saham Asia cenderung variasi. Hal itu mengingat pelaku pasar khawatir reformasi pajak Amerika Serikat (AS) belum dapat dilakukan pada 2017. "Reformasi pajak di AS kemungkinan tertunda. Yang sebelum diperkirakan dapat selesai akhir tahun jadi belum ada kejelasan sehingga bursa saham Asia variasi," jelas Reza.

Ia melanjutkan, dengan sentimen tersebut juga mempengaruhi laju IHSG pada awal pekan ini. Laju IHSG bergerak terbatas ke zona merah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya