Jokowi Senang Kenaikan Investor Pasar Modal Didominasi Ritel dan Milenial

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, di tengah beratnya tekanan COVID-19, ada kabar baik dari pasar modal.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 10 Agu 2021, 10:12 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2021, 10:11 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Menyambut tahun 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia mampu bangkit dari pandemi COVID-19. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kenaikan jumlah investor di pasar modal yang signifikan. Bahkan kenaikan investor tersebut didominasi dari investor domestik dan milenial yang dapat menahan tekanan ke bursa saham.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, di tengah beratnya tekanan COVID-19, ada kabar baik dari pasar modal. Salah satunya kenaikan jumlah investor yang signifikan hingga Juli 2021.

“Investor naik signifikan Juli 2021 50,04 persen, naik empat kali lipat dari 2017. Yang saya senang peningkatan investor di pasar modal didominasi investor domestik dan milenial yang akan berkontribusi tahan tekanan pasar modal,” ujar dia saat memberikan sambutan pada kegiatan HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia, Selasa (10/8/2021).

Ia menuturkan, perusahaan menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) juga tidak menurun. Jumlah IPO tetap tertinggi di ASEAN. “Akhir Juli ada 27 IPO baru, capaian yang baik ini selama empat tahun berturut-turut,” kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Waspadai Kuartal III 2021

Jokowi Dialog Ekonomi dengan Para Pelaku Pasar Modal
Presiden Joko Widodo saat dialog ekonomi dengan para pelaku pasar modal di BEI, Jakarta, Selasa (4/7). Dalam dialog tersebut, Jokowi meyakinkan para pelaku pasar modal akan investasi di Indonesia yang tumbuh sangat bagus. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski demikian, Jokowi mengingatkan, kondisi ekonomi pada kuartal III 2021. Hal ini mengingat awal Juli 2021, varian delta COVID-19 memaksa menahan mobilitas masyarakat yang berdampak terhadap ekonomi. “Ini yang harus diwaspadai termasuk pasar modal,” kata dia.

Ia menambahkan pasar modal memiliki peluang tumbuh lebih baik. Hal ini mengingat ketika situasi pandemi dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertama dan kedua, nilai transaksi harian di bursa justru naik Rp 7,5 triliun-Rp 8 triliun. “Setelah PSBB  kedua transaksi harian Rp 13,1 triliun momentum harus dijaga peningkatan kepercayaan pasar modal,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya