Mengintip Rencana BNI Ekspansi ke Digital Banking

Selain ekspansi anorganik, BNI juga melakukan transformasi digital. Transformasi itu dilakukan oleh perseroan memiliki kekhasan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Agu 2021, 13:58 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2021, 13:58 WIB
Paparan publik kinerja keuangan BNI pada Senin, 16 Agustus 2021 (Foto: Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani)
Paparan publik kinerja keuangan BNI pada Senin, 16 Agustus 2021 (Foto: Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk/BNI (BBNI), Royke Tumilaar membeberkan rencana Perseroan untuk menempuh ekspansi anorganik guna mengembangkan layanan digital bank.

Saat ini, Royke mengatakan rencana tersebut masih dalam kajian. Ada sejumlah faktor yang masih menjadi pertimbangan. Salah satunya terkait kondisi permodalan Perseroan.

"Memang kita ada pilihan untuk melakukan pertumbuhan anorganik, tapi kajian masih dalam proses. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa ambil kesimpulan,” kata Royke dalam paparan publik BNI, Senin (16/8/2021).

Ia menambahkan, perusahaan yang akan dibidik BNI masih berkutat di sektor lembaga keuangan tetapi berbasis teknologi dengan biaya operasional yang efisien. Hal itu tak lain karena perkembangan digital saat ini yang kian masif. 

"Sekarang ini pertumbuhan anorganik, mau enggak mau kita arahkan ada kaitan dengan teknologi. Jadi masih di lembaga keuangan, tapi basisnya teknologi, karena ke depan sudah serba digital. Serta cost organisasinya efisien dan murah. Itu yang paling penting dalam pertimbangan anorganik," kata Royke.

Selain ekspansi anorganik, BNI juga melakukan transformasi digital. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati menerangkan, transformasi digital yang dilakukan oleh Perseroan memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh sebagian besar bank yang kini tengah berusaha memasuki dunia perbankan digital.

“BNI mengkombinasikan dua dunia pada layanan perbankan yang saat ini ada, yaitu konvensional bank dan industri financial technology,” kata Adi.

Sebagai bank konvensional, BNI kini memiliki akses ke public funding, memiliki nasabah loyal, telah mengembangkan produk dan jasa keuangan, setiap simpanan dijamin sesuai dengan aturan Lembaga Penjamin Simpanan  (LPS), dan memiliki ruang untuk terus menurunkan cost of fund. Pada kuartal 2 – 2021 menjadi 1,6 persen.

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kolaborasi dengan Fintech

BNI Dorong UMKM Go Global lewat Kantor Cabnag di Berbagai Negara
(Foto:@BNI)

Di sisi lain, BNI juga kolaborasi dengan Fintech yang tangkas dalam beradaptasi terhadap perubahan baru, menguasai ekosistem berbasis online, mampu beroperasi dengan biaya yang efisien dan dapat diotomatisasi, serta sangat akrab dengan layanan yang diharapkan oleh kaum milenial.

"Perpaduan tersebut menjadikan BNI sebagai pemimpin dalam layanan ekosistem perbankan terbuka atau API, di mana hingga Juni 2021 sudah membuahkan 283 jenis layanan, atau terbanyak dibandingkan bank – bank lain, dan digunakan oleh 3.000 klien, termasuk Perusahaan Fintech maupun E-commerce,” kata Adi.

Selain BNI Open API, BNI juga mengembangkan Layanan Cash Management melalui BNI Direct, serta Financial Supply Chain Management yang sama – sama dapat digunakan untuk melayani nasabah Perusahaan, Bisnis, Fintech dan e-commerce.

"Layanan digital unggulan ini banyak disukai karena memberikan manfaat pengelolaan keuangan yang lengkap, mulai dari payment management; collection management; liquidity management; hingga penyajian informasi rekening, dan pelaporan,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya