Penjualan Alat Berat Intraco Penta Naik 19 Persen

Hingga akhir November 2021, penjualan alat berat Intraco Penta (INTA) di luar sektor tambang naik sebesar 25 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Des 2021, 08:33 WIB
Diterbitkan 29 Des 2021, 08:33 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - Penyedia alat  berat/alat konstruksi & pendukungnya, PT Intraco  Penta Tbk (INTA) mencatat penjualan alat berat naik sebesar 19 persen menjadi sebesar Rp247,1 miliar hingga akhir November 2021, dibanding periode sama tahun  sebelumnya.

"Pertumbuhan penjualan alat berat kami hingga November 2021, salah satunya didorong oleh meningkatnya penjualan alat berat merek LiuGong," kata Direktur Intraco Penta Eddy Rodianto melalui siaran persnya, yang diterima Liputan6.com, Selasa, 28 Desember 2021.

Hingga November 2021, penjualan alat berat merek LiuGong tercatat  sebesar Rp100,1 miliar, melonjak 559 persen dibandingkan  dengan periode sama pada  2020.

Peningkatan penjualan alat berat tersebut juga didorong oleh meningkatnya permintaan untuk sektor di luar pertambangan seperti sektor pertanian, kehutanan, perkebunan, industri umum,  infrastruktur, transportasi, dan migas.

Hingga akhir November 2021, penjualan alat berat Intraco Penta di luar sektor tambang naik sebesar 25 persen. Pihaknya optimistis hingga akhir tahun, penjualan alat berat masih akan melanjutkan tren yang baik, seiring dengan mulai membaiknya perekonomian dan berjalannya proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Hingga akhir kuartal III (Q3) 2021, Intraco Penta mencatatkan pendapatan sebesar Rp443,8 miliar. Hingga periode tersebut, pendapatan perseroan masih didominasi oleh penjualan alat berat  dan juga suku cadang.

Untuk meningkatkan kinerjanya, Intraco Penta akan terus menangkap peluang-peluang baru tidak hanya dari bisnis penjualan alat berat, namun juga dari lini  bisnis lain seperti lini bisnis fabrikasi dan infrastruktur, serta lini bisnis pembangkit  listrik. Perseroan terus mengupayakan perbaikan kinerja untuk  semua lini bisnis pada masa mendatang.

Perseroan juga berupaya membantu seluruh anak usahanya, termasuk anak usahanya di bidang pembiayaan, yaitu PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) dalam mendapatkan investor baru dan memperbaiki kinerja di tahun-tahun berikutnya.

Sementara dari lini bisnis fabrikasi dan infrastruktur melalui anak usahanya PT Columbia Chrome Indonesia (CCI), pada  2022 akan terus melanjutkan proyek tol Solo-Yogya.

Selain itu, CCI juga akan  mulai memasuki proyek migas seperti pembuatan Pertashop/Fabricator, dan pembuatan Tangki Kompresor tekanan tinggi.

"Selain terus memperkuat core bisnis kami, kinerja dari semua lini bisnis dan anak usaha juga kami kembangkan dan optimalkan," kata Eddy.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kembangkan Lini Bisnis Pembangkit Listrik

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain menangkap peluang  baru dari bisnis fabrikasi dan insfrastruktur, perseroan juga mengembangkan lini bisnis pembangkit listrik. Pihaknya telah  beroperasi secara penuh dan mampu memenuhi kontrak penjualan kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Kami berharap, dengan dijalankannya proyek-proyek baru, dan membaiknya kinerja dari masing-masing anak usaha kami, bisa memberi kontribusi positif bagi kinerja kami ke depan," kata  Eddy.

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya