Perusahaan Teknologi Mulai Dominasi 50 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan perusahaan teknologi mulai mendominasi dan masuk posisi strategis.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Jan 2022, 18:43 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2022, 13:14 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat tech dan tech-enabled company mulai mendominasi pasar di Indonesia. Dari 768 perusahaan tercatat, setidaknya ada enam perusahaan teknologi yang bertengger dalam 50 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.

"Kalau kita lihat, tech company mulai mendominasi dan menduduki posisi strategis. Yang terakhir ada Bukalapak baru masuk namun sudah menempati posisi 42 dari 768 perusahaan yang sudah tercatat di bursa," ungkap Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna dalam Seminar Pencapaian Pasar Modal 2021, Selasa (25/1/2022).

Rinciannya, ada Bank Jago Tbk (ARTO) yang bertengger di posisi enam, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 219,5 triliun. Kemudian Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) di posisi 9 dengan kapitalisasi Rp 139,63 triliun. DCI Indonesia Tbk (DCII) di posisi 12 dengan kapitalisasi pasar Rp 104, 83 triliun.

"Kemudian ada Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel (MTEL) di posisi 24 dengan kapitalisasi pasar Rp 69,31 triliun, lalu terakhir Bukalapak di posisi 42 dengan kapitalisasi pasar Rp 44,32 triliun," ujar Nyoman.

Ia menambahkan, pertumbuhan perusahaan teknologi inilah yang menjadi salah satu pertimbangan Bursa melakukan perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat (Peraturan I-A Tahun 2021) yang berlaku sejak Rabu, 21 Desember 2021.

Aturan tersebut memungkinkan akses yang lebih luas bagi perusahaan, utamanya yang bergerak di sektor new economy untuk memperoleh pendanaan dari BEI.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan IHSG pada Sesi Pertama 25 Januari 2022

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin turun tajam pada sesi pertama perdagangan Selasa (25/1/2022). Investor asing melanjutkan aksi jual saham.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG melemah 1,47 persen ke posisi 6.557,30. Indeks LQ45 turun 1,26 persen ke posisi 937,48. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.632,95 dan terendah 6.538,95. Sebanyak 434 saham melemah sehingga menekan IHSG. 112 saham menguat dan 122 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 906.858 kali dengan volume perdagangan 14,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,3 triliun. Investor asing jual saham Rp 161,42 miliar di seluruh pasar. 11 sektor saham tertekan.

Indeks sektor saham IDXfinance merosot 2,36 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtechno melemah 2,25 persen dan indeks sektor saham IDXenergy tergelincir 1,5 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya