Wall Street Melambung Tersengat Lonjakan Indeks Nasdaq

Pada penutupan perdagangan wall street,indeks acuan kompak menguat dengan indeks Nasdaq pimpin penguatan.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Feb 2022, 06:37 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2022, 06:37 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 8 Februari 2022. Penguatan wall street ini seiring investor mencermati kinerja laba perusahaan dan menunggu data inflasi utama pada akhir pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 371,65 poin atau sekitar 1,06 persen ke posisi 35.462,78. Indeks S&P 500 mendaki 0,84 persen menjadi 4.521,54. Indeks Nasdaq bertambah 1,28 persen menjadi 14.194,45. Indeks kapitalisasi kecil Russell 2000 naik lebih dari 1,6 persen.

Hasil laba perusahaan mendorong pergerakan saham pada perdagangan Selasa, 8 Februari 2022. Saham Harley-Davidson melompat lebih dari 15 persen setelah perseroan melaporkan keuntungan mengejutkan pada kuartal IV 2021.

Saham Amgen dan Chegg masing-masing naik 7,8 persen dan hampir 16 persen seiring laporan terbaru kuartalan. Saham American Express naik 3,3 persen dan JP Morgan menguat 1,9 persen sehingga mendorong kenaikan indeks Dow Jones.

“Indeks S&P 500 membalikkan kerugian karena wall street berotasi menjadi saham material, teknologi dan keuangan,” ujar Analis Senior Oanda, Edward Moya, dilansir dari CNBC, Rabu (9/2/2022).

Ia menambahkan, selain musim laporan keuangan, investor bersiap untuk hadapi laporan inflasi. Rotasi saham diprediksi berlanjut. “Saat ini traders menemukan nilai dalam teknologi dan merangkul saham keuangan karena imbal hasil obligasi global terus meningkat,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menanti Data Inflasi

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Wall street telah waspada menyaksikan bagaimana the Federal Reserve akan bereaksi terhadap tekanan harga yang semakin intensif dengan banyak investor mencermati rilis data inflasi sebagai peristiwa penting untuk pasar pada pekan ini. Data inflasi diharapkan menunjukkan indeks harga naik 0,4 persen pada Januari 2022.

Imbal hasil obligasi AS kembali naik pada perdagangan Selasa pekan ini. Imbas hasil obligasi bertenor 10 tahun mencapai 1,97 persen pada perdagangan Selasa, level yang tidak terlihat sejak November 2019.

"Masuk akal untuk mengharapkan saham akan berada dalam pola bertahan sebelum rilis inflasi. Saya piki ini menggembirakan melihat pasar menyerap kenaikan imbal hasil jangka panjang dengan cukup baik,” kata Investment Strategist Edward Jones, Angelo Kourkafas.

Ia menambahkan, pada titik ini adalah tarik-menarik antara fundamental perusahaan, ekonomi yang solid dan pengetatan kebijakan moneter.

Sementara itu, saham Pfizer turun 2,8 persen setelah pendapatan kuartal IV produsen obat itu lebih rendah dari perkiraan analis wall street. Panduan pendapatan setahun penuh Pfizer juga mengecewakan.

Hasil Laporan Keuangan Perusahaan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Pada Selasa pagi waktu setempat, sekitar 300 perusahaan S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangan. Dari laporan tersebut, 77 persen mencatat laporan melebihi perkiraan laba dan 75 persen melampaui harapan pendapatan, berdasarkan FactSet.

Namun, hasil yang kuat belum cukup untuk menggangkat pasar dari penurunan sepanjang Januari 2022. Diperkirakan panduan kinerja ke depan yang lemah menjadi kendala reli wall street.

"Meski kuartal ini laporan keuangan mengalahkan prediksi, tetapi panduan melemah secara signifikan," ujar Savita Subramanian dari Bank of America.

Adapun pada pekan ini sejumlah perusahaan yang melaporkan laba antara lain CVS Health, GlaxoSmithKline dan Toyota.

Di sisi lain, saham Peloton naik 25 persen setelah perseroan akan memangkas 2.800 pekerjaan dalam upaya restrukturisasi. Sebelumnya saham Peloton naik 20,9 persen setelah ada laporan kalau perusahaan dapat menjadi target pengambilalihan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya