Bank Jatim Prediksi Suku Bunga Acuan BI Naik pada September 2022

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS atau the Fed.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Jul 2022, 20:11 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2022, 20:11 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau disebut Bank Jatim menanggapi terkait kebijakan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menaikkan suku bunga. Bank Jatim pun sudah mengantisipasi dan prediksi Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga.

"Perihal kebijakan the Fed menaikkan suku bunga, kami sudah mengantisipasi dan kami memperkirakan bahwa kita pun Indonesia menaikan suku bunga itu," kata Direktur Komersial dan Korporasi, Edi Masrianto dalam konferensi pers Bank Jatim, Senin (25/7/2022).

Dia juga menuturkan, jika suku bunga tidak dinaikkan akan terjadi outflow. “Kalau tidak akan terjadi outflow juga," kata dia.

Selain itu, Bank Jatim prediksi Bank Indonesia akan menaikan suku bunga pada September 2022. "Perkirakan kami September BI rate akan naik,” ungkapnya.

Sementara itu, Bank Jatim juga menyiapkan sejumlah langkah untuk antisipasi hal tersebut. Selain itu, Bank Jatim akan cenderung memberikan suku bunga sesuai konter.

"Kami melakukan pengelolaan keuangan secara efisien, tidak semua deposan di Bank Jatim bisa kita terima semua (kecuali memberi hasil optimal)," ujar dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kantongi Laba Bersih Rp 815 Miliar

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) atau (BJTM) tetap mempertahankan aset di atas Rp 100 triliun pada semester I. Aset Bank Jatim tercatat sebesar Rp 108,93 triliun dan tumbuh 14,08 persen.

Selain itu, Bank Jatim meraup laba Rp 815 miliar atau tumbuh 1,49 persen year-on-year (yoy). Pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan seperti dana pihak ketiga (DPK) Bank Jatim yang mencatatkan kenaikan 16,41 persen (yoy) yaitu sebesar Rp 94,90 triliun.

Perseroan menyatakan, pertumbuhan DPK yang signifikan tersebut menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada Bank Jatim terus meningkat. Dari sisi pembiayaan, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif tumbuh 2,21 persen (yoy) atau sebesar Rp 43,54 triliun.

Komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode Juni 2022 antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 17,58 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 4,92 persen, dan Return On Asset (ROA) 2,05 persen.

Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman mengatakan, Bank Jatim pada semester II berupaya meraih target yang telah ditetapkan.

"Upaya-upaya sumber pendapatan tidak hanya dari segi pembiayaan, tetapi juga fee based income,” kata Busrul dalam konferensi pers Bank Jatim, Senin, 25 Juli 2022.

Sementara itu, untuk meningkatkan layanan transaksi keuangan, Bank Jatim telah menyematkan fasilitas BI-FAST pada fitur JConnect Mobile Bank Jatim sejak pertengahan Juni lalu.

Melalui BI-FAST, nasabah Bank Jatim dapat menikmati biaya transfer yang lebih murah, sebesar Rp 2.500, dengan limit transaksi maksimal Rp 250 juta sekali transaksi.

Penggunaan BI-FAST saat ini dapat dilakukan melalui JConnect Mobile Bank Jatim dengan aman karena telah dilengkapi fitur fraud detection dan AML atau CFT, sehingga tidak perlu was was dalam menggunakan BI-FAST.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kredit Bank Jatim Melambat pada Semester I 2022

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Sebelumnya, pertumbuhan kredit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) melambat pada semester I 2022.

Penyaluran kredit periode semester I 2021 dari Rp 42,5 triliun, tumbuh 2,21 persen year on year (yoy) menjadi Rp 43,54 triliun pada semester I 2022. Namun, dengan target proyeksi 2022 kredit mencapai 4-5 persen menandai perlambatan kredit pada semester I 2022.

"Kredit melambat kenapa? Kami sampaikan dulu secara rinciannya bahwa memang overall memang pertumbuhan kredit kita sedikit melambat yang pertama adalah segmen consumer itu yoy naik 1,21 persen, ini masih sedikit kemudian komersial itu hanya naik 0,26 persen dan SME itu naik 12,40 persen,” kata Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman dalam konferensi pers Bank Jatim, Senin (25/7/2022).

Dia menuturkan, dari sisi consumer mengalami turun karena Kredit Pemilikan Rumah (KPR).“Jadi kalau kita perhatikan bahwa dari consumer ini yang mengalami penurunan negatif itu KPR. Jadi memang ini yang harus kami dorong karena lebih fokus kepada multiguna , kemudian yang kedua komersil itu memang pertumbuhan negatif," ujar dia.

Ia menuturkan, sektor komersial termasuk terdampak langsung dengan COVID-19 yang dirasakan hingga kini.

"Itu di rekening koran dan sindikasi dari sektor komersial ini, jadi sektor besar terdampak langsung dengan pengaruh COVID-19 yang lalu sekarang pun masih dirasakan makanya restrukturisasi di sektor ini cukup tinggi, belum lagi di tahun depan di tahun politik,” ia menambahkan.

Strategi Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Sementara itu, untuk sisi usaha kecil menengah (UKM) atau small medium enterprise (SME) mengalami pertumbuhan yang negatif. Akan tetapi, kredit usaha rakyat (kur) Bank Jatim naik secara signifikan.

"KUR kami naik tinggi sekali artinya bahwa kami dialokasi KUR sebanyak Rp 2 triliun dapat kami salurkan dengan baik, tapi memang idealnya tidak harus mengurangi segmen yang lain,” ungkapnya.

Untuk strateginya Bank Jatim melakukan sejumlah perubahan dalam beberapa aspek.

"Terus strateginya apa, programnya apa, terhitung Juni yang lalu kami sudah melakukan banyak perubahan sebagaimana adanya manajemen baru di pengurus komisaris pada direksi kami sudah sepakat bahwa tahun ini adalah tahun konsolidasi untuk peningkatan di sisi aspek kualitas, maka strateginya kami perbaiki KPI nya kami perbaiki reward punishment dan pisahkan,” jelas dia.

Selain itu, Bank Jatim akan meningkatkan semua lini sehingga mendukung kinerja perseroan.

"Jadi yang selama ini banyak di back office kami dorong untuk menjadi seorang marketer dan itu tentu diikuti dengan peningkatan kompensasi nya, sehingga bisnis ini bisa tercapai dengan baik dan tentu upaya mapping potensi wilayah harus kami lakukan lebih detail,” pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya