Liputan6.com, Jakarta - Investor asing getol membeli saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu tercermin dari aksi beli saham oleh investor asing sejak Senin, 6 Februari 2023.Â
Berdasarkan data BEI, aksi beli bersih oleh investor asing mencapai Rp 3,27 triliun. Selama sepekan, investor asing beli saham Rp 17,4 triliun dan aksi jual Rp 14,1 triliun. Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menuturkan, faktor yang mempengaruhi investor asing melakukan aksi beli saham di BEI karena musim rilis laporan keuangan.
Baca Juga
"Musim laporan keuangan terutama perbankan, juga data ekonomi Indonesia yang baik sesuai ekspektasi dan outlook ekonomi yang lebih baik juga pada tahun ini," kata Jono saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu, (12/2/2023).
Advertisement
Jono menuturkan, investor asing dalam seminggu terakhir tercatat terus melakukan akumulasi (net buy) terutama pada saham bank kapitalisasi besar seperti saham BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI.
Bagi investor, Jono merekomendasikan beli saham BMRI saat terkoreksi dan MDKA yang berhasil bertahan pada level support terdekat.
Menurut Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono, investor asing melakukan aksi beli saham dengan jangka pendek (hot money) dengan melihat scara relatif kinerja antar pasar di dunia.Â
"Mereka juga kelihatnnya memanfaat momentum result season perbankan yang bagus," kata Agus.
Bagi investor, merekomendasikan saham perbankan, konsumer dan batu bara. Untuk saham rekomendasinya, Agus memilih saham BMRI, ICBP dan ADRO.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Faktor Pendorong Aksi Beli Investor Asing
CEO Akela Trading System Hary Suwanda menuturkan, motivasi investor asing mengkoleksi aset adalah kondisi disinflasi di Amerika Serikat, di mana kondisi disinflasi ini dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja yang kuat.Â
"Hal ini semakin memperkecil peluang terjadinya resesi akibat the Fed menaikan suku bunga acuan guna meredam Inflasi," ujar dia.
Secara singkat, faktor yang mendorong asing investasi saham adalah kondisi disinflasi global di mana ekonomi masih bertumbuh.
"Indonesia sendiri sesungguhnya tidak mengalami tekanan inflasi parah, namun Bank Indonesia (BI) terpaksa harus mengimbangi kenaikan suku bunga the Fed," kata dia.
Dengan demikian, jika the Fed berhenti menaikan suku bunga, maka ini memberikan napas bagi BI dan positif bagi pasar modal Indonesia.
Bagi para investor, Hary menilai sektor konsumer kesehatan dan bahan baku konstruksi dapat dipertimbangkan.
Untuk rekomendasi sahamnya, ia memilih SIDO dengan target harga jangka pendek Rp 855 per saham, saham INTP, saham SMGR dengan target harga Rp 8.125 per saham, dan saham MDKA target harga Rp 5.100 per saham.
Advertisement
Kinerja IHSG pada 6-10 Februari 2023
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu menembus level 7.000 pada perdagangan saham, Jumat, 10 Februari 2023. Selama sepekan tepatnya pada 6-10 Februari 2023, IHSG juga alami tekanan.
Pada perdagangan Jumat, 10 Februari 2023, IHSG melemah 0,25 persen ke posisi 6.880,32. Selama sepekan, IHSG tergelincir 0,45 persen ke posisi 6.880,32 dari posisi pekan lalu 6.911,73. Koreksi IHSG diikuti kapitalisasi pasar bursa yang turun 0,22 persen menjadi Rp 9.489,72 triliun dari pekan lalu Rp 9.510,52 triliun.
Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 3,7 persen menjadi 1.116.417 transaksi dari pekan lalu 1.159.261 transaksi. Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga terpangkas 9,43 persen menjadi Rp 9,72 triliun dari pekan lalu Rp 10,73 triliun.
Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian bursa melambung 10,31 persen menjadi 20,53 miliar saham dari pekan lalu 18,61 miliar saham. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 754,94 miliar pada Jumat, 10 Februari 2023. Selama sepekan, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 3,2 triliun. Pada 2023, aksi beli investor asing mencapai Rp 1,2 triliun.
Â
Penutupan IHSG pada 10 Februari 2023
Sebelumnya, Investor asing kembali melakukan aksi beli saham pada perdagangan saham, Jumat (10/2/2023). Aksi beli saham oleh investor asing tersebut menahan koreksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,25 persen ke posisi 6.880,32. Namun, indeks LQ45 bertambah 0,02 persen ke posisi 952,44. Indeks acuan cenderung beragam. Jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.895,23 dan terendah 6.803,41. Sebanyak 362 saham tertekan sehingga menekan IHSG. 162 saham menguat dan 200 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.161.097 kali dengan volume perdagangan 17,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 15.202.
Secara sektoral, indeks sektor saham (IDX-IC)melemah mendominasi. Sektor saham teknologi pimpin koreksi, dengan merosot 2,28 persen. Sektor saham energi susut 1,29 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 0,61 persen, dan sektor saham siklikal terpangkas 0,57 persen. Sementara itu, sektor saham keuangan melemah 0,56 persen, sektor saham properti terpangkas 0,34 persen.
Sementara itu, sektor saham basic menguat 0,99 persen, sektor saham industri bertambah 0,18 persen, sektor saham kesehatan menanjak 1,06 persen, sektor saham infrastruktur menguat 0,09 persen dan sektor saham transportasi melambung 1,11 persen.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi beli saham Rp 754,9 miliar pada Jumat, 10 Februari 2022. Aksi beli investor asing selama sepekan sekitar Rp 3,2 triliun. Dengan demikian, investor asing mencatat aksi beli saham Rp 1,2 triliun.
Â
Â
Advertisement