IPO, Teknologi Karya Digital Nusa Lepas 750 Juta Saham

PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk menawarkan harga perdana Rp 140-Rp 220 per saham dalam rangka IPO.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Feb 2023, 19:02 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2023, 19:02 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk menawarkan 750 juta saham ke publik dalam rangka IPO. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk berencana melakukan penawaran umum perdana saham (Initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam aksi tersebut perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 750 juta lembar hama baru dengan nilai nominal 20 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 25,42 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Melansir prospektus pencatatan perseroan, Selasa (14/2/2023), harga penawaran dipatok sebesar Rp 140–220 per saham. Dengan demikian, dana yang bakal dihimpun perseroan dari aksi ini berkisar antara Rp 105 miliar sampai dengan Rp 165 miliar.

Perseroan mengadakan program ESA dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 5 persen saham dari saham yang ditawarkan dalam IPO ini, atau sebanyak-banyaknya sebesar 37,5 juta lembar saham.

Penerbitan Waran

Bersamaan dengan IPO, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 375 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak- banyaknya 17,05 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.

Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal Penjatahan. Setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.

Waran seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp 20 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 250 yang dapat dilakukan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu enam bulan atau lebih sejak efek diterbitkan, yang berlaku mulai tanggal 7 September 2023 – 7 Maret 2025. Total Hasil Pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 93,75 miliar.

Saat ini, perseroan memiliki modal dasar sebanyak 6 miliar lembar saham senilai Rp 120 miliar. Sementara modal ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 2,2 miliar lembar saham senilai Rp 44 miliar. Struktur pemegang saham perseroan mayoritas atau sebesar 99,8 persen dimiliki oleh PT Daya Kemilau Nusantara Investama. Kemudian David Santoso dan Rudy Budiman Setiawan masing-masing memegang 0,14 persen dan 0,06 persen.

 

Penggunaan Dana

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sekitar 30 persen dari dana IPO rencananya akan dialokasikan untuk belanja modal dalam bentuk penambahan area operasional yang berlokasi di Jawa Barat.

Perseroan juga akan melakukan pengembangan sistem yang sejalan dengan ekspansi perseroan yang akan dimulai secara bertahap dari kuartal II 2023. Transaksi perluasan area operasional direncanakan dilakukan dengan pihak ketiga pada kuartal II 2023, sedangkan penambahan dan pengembangan sistem akan dilakukan dengan pihak ketiga pada kuartal III 2023.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja yang terdiri dari biaya operasional proyek pekerjaan pengembangan smart city dan business solution provider dalam aspek transportasi di berbagai kota di Indonesia, biaya tenaga kerja dan pembelian bahan baku produk serta pengembangan segmen distribusi penjualan produk dan layanan melalui jalur business to business (B2B)dan business to consumer (B2C) yang digunakan untuk pengembangan lini usaha business process outsourcing (BPO).

Sedangkan dana hasil pelaksanaan waran seri I akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Setelah IPO, Direksi perseroan berencana untuk membagikan dividen kepada pemegang saham perseroan dengan nilai sebanyak-banyaknya 20 persen, dimulai pada 2024 yang memakai buku untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023.

 

Jadwal IPO

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jadwal IPO:

Masa penawaran awal (bookbuilding period): 10–20 Februari 2023

Perkiraan tanggal efektif: 24 Februari 2023

Perkiraan masa penawaran umum perdana saham: 28 Februari—3 Maret 2023

Perkiraan tanggal penjatahan: 3 Maret 2023

Perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan: 6 Maret 2023

Perkiraan tanggal distribusi saham dan waran seri I secara elektronik: 6 Maret 2023

Perkiraan tanggal pencatatan saham dan waran seri I pada Bursa Efek Indonesia: 7 Maret 2023

Perkiraan awal perdagangan waran seri I: 7 Maret 2023

Perkiraan akhir perdagangan waran seri I di

  • Pasar reguler dan negosiasi: 4 Maret 2023
  • Pasar tunai: 6 Maret 2023

Perkiraan awal pelaksanaan waran seri I: 7 September 2023

Perkiraan akhir pelaksanaan waran seri I: 7 Maret 2023

Perkiraan akhir masa berlaku waran seri I: 7 Maret 2023

 

 

OJK Bidik Penghimpunan Dana di Pasar Modal Sentuh Rp 170 Triliun pada 2023

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 170 triliun pada 2023

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, terdapat rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan calon emiten baru sebanyak 58 perusahaan pada tahun ini

"Di pipeline 84 rencana penawaran umum dengan emisis Rp 81,41 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO akan dilakukan emiten baru sebanyak 58 perusahaan," kata Inarno dalam RDK OJK, Senin (2/1/2022).

Dia mengatakan, pada tahun lalu penghimpunan dana mencapai Rp 260 triliun. Dengan demikian, penghimpunan dana pada tahun ini ditargetkan Rp 170 triliun.

"Target untuk 2023 Rp 170 triliun dan kalau dibandingkan 2022 memang extraordinary mencapai Rp 260 triliun. Apabila keluarkan out layer GOTO dkk, tetap ada growth positif, tapi kira-kita berimbang antara 2022 dan 2023," kata dia.

Dia menambahkan, minat untuk penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp267,73 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya