Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program kinerja menteri ESDM sebelumnya.
Perlu diketahui, Bahlil dilantik menjadi Menteri ESDM pada 19 Agustus 2024. Jabatan tersebut akan berakhir pada Oktober mendatang, bersamaan dengan pelantikan Presiden baru pada Oktober 2024.
Baca Juga
Pada sisa waktu yang ada, Bahlil mengatakan bahwa dirinya berkomitmen untuk meningkatkan lifting minyak dan gas (migas).
Advertisement
Bersama dengan Menteri Investasi yang baru, Rosan Roeslani, Bahlil berencana meninjau berbagai insentif dan mendorong kerja sama dengan sektor swasta guna mendongkrak investasi di sektor hulu migas, bahkan setelah pemerintahan saat ini berakhir.
"Saya hanya fokus pada sisa waktu ini. Perintah Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo adalah melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Pak Arifin, yakni terkait optimalisasi peningkatan lifting minyak kita," ucap Bahlil usai dilantik jadi Menteri ESDM, dikutip Rabu (21/8/2024).
Saham yang Bakal Cuan
Tim riset Stockbit Sekuritas menilai rencana peningkatan investasi—baik dari pemerintah maupun swasta—pada sektor hulu migas berpotensi menguntungkan emiten-emiten yang bergerak di sektor jasa pendukung migas seperti Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS), Elnusa Tbk (ELSA), dan Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD).
"Sementara itu, perubahan aturan atau penerbitan insentif fiskal eksplorasi yang menguntungkan akan berdampak positif bagi saham produsen migas seperti Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)," mengutip riset Stockbit Sekuritas.
Â
Realisasi Lifting Migas
Realisasi lifting migas di Indonesia sendiri mengalami tren penurunan sejak 2014, dengan rata-rata lifting minyak bumi turun 2,9% per tahun dan lifting gas bumi turun 2,1% per tahun.
Selama semester I 2024, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi lifting minyak sepanjang semester I 2024 sebesar 576 ribu barel per hari (BOPD).
Jumlah itu masih di bawah target realisasi lifting minyak di APBN 2024 sebesar 635 ribu BOPD, atau setara 91 persen. Pun dari target Work Program and Budget (WP&B) yang disepakati Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebesar 589,5 ribu BOPD, atau setara 98 persen.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, proses pengeboran minyak di paruh pertama tahun ini memang dihadapkan pada kendala banjir di beberapa wilayah, khususnya Blok Rokan.
"Lifting minyak sampai dengan semester 1 kita mengalami gangguan banjir di mana-mana. Sehingga drilling practice lebih dari satu bulan tidak bisa dilakukan, sehingga ada beberapa keterlambatan," ujarnya dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.
Berkaca pada hal tersebut, Dwi sanksi lifting minyak bisa tembus target di akhir 2024. Secara outlook, ia memproyeksikannya di angka 595 ribu BOPD, atau hanya 94 persen dari target APBN (635 ribu BOPD) dan 99 persen dari WP&B (596,4 ribu BOPD).
Â
Advertisement