Hacker Sistem Kereta Api San Francisco Kena Serangan Balik

Hacker pelaku peretasan sistem transportasi di San Francisco diserang balik.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 01 Des 2016, 12:18 WIB
Diterbitkan 01 Des 2016, 12:18 WIB
7 Negara dengan Teknologi Kereta Api Tercepat di Dunia
Ilustrasi: Sistem transportasi kereta api

Liputan6.com, Jakarta - Sistem transportasi kereta api di San Francisco, Amerika Serikat sebelumnya dikabarkan jadi korban peretasan. Seluruh layar komputer yang dimiliki oleh sistem transportasi bernama Muni ini bahkan menunjukkan pesan ancaman pada akhir pekan kemarin.

Tak bertahan lama, kabar terbaru menyebutkan bahwa hacker alias pelaku peretasan sistem transportasi kereta di San Francisco diretas balik.

Dilaporkan Tech Crunch, Kamis (1/12/2016), berdasarkan laporan dari reporter keamanan independen Brian Krebs, dirinya dihubungi oleh seorang peneliti keamanan yang mengaku berhasil meretas email cryptom27@yandex.com. Email tersebut digunakan oleh sang peretas sistem transportasi Muni.

Kala itu, ia meminta tebusan berupa 100 bitcoin yang setara dengan Rp 946 miliar, maka dirinya akan memberikan kode untuk membuka sistem komputer Muni yang diretasnya dengan ransomware. 

 Peneliti keamanan yang tak mau menyebutkan nama itu mengatakan, ia telah berhasil meretas email si hacker dengan cara menebak pertanyaan rahasia email tersebut.

Setelah berhasil masuk, ia mengganti password email. Adapun backup email yang digunakan pelaku adalah cryptom2016@yandex.com yang juga menggunakan password kode keamanan serupa.

Melalui email itu pula, peretas tampak menerapkan keamanan yang cukup ketat. Buktinya, ia selalu menguangkan bitcoin miliknya dengan teratur.

Email itu juga memberi informasi bahwa sistem transportasi Muni bukan korban pertamanya. Dilaporkan, dalam tiga bulan terakhir, ia telah mendapatkan uang senilai US$ 14.000 atau setara Rp 189 juta dari korban-korbannya.

Tak cuma Muni, hacker itu telah meretas sistem milik perusahaan konstruksi dan manufaktur yang juga menyerahkan uang tebusan berupa bitcoin.

Menurut informasi, peretas tersebut mengakses internet dari Iran dan menggunakan sejumlah catatan yang diterjemahkan ke bahasa Farsi.

(Tin/Isk)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya