Liputan6.com, Jakarta - Covid-19 membuat permintaan akan masker sangat tinggi. Pada akhirnya, stok masker di apotek dan online marketplace menjadi langka dan harganya pun lebih mahal dari harga normal.
Sebagian pihak memanfaatkan situasi ini untuk melakukan penipuan. Modusnya, mereka menjual masker lewat media sosial tetapi tidak mengirimnya. Dalam beberapa kasus, mereka tetap melakukan pengiriman, tetapi barang yang dikirim ternyata masker bekas pakai atau bahkan sampah.
Advertisement
Baca Juga
Pakar keamanan siber Pratama Persadha, dalam sebuah pernyataan kepada Tekno Liputan6.com, menyebut masyarakat perlu mewaspadai praktik semacam ini.
"Mereka ini sebagian besar menipu lewat akun media sosial, terutama Facebook dan Instagram. Memang umumnya mereka memakai rekening bank, tetapi kinipara penipu banyak menggunakan akun e-Wallet seperti GoPay dan OVO," ujar chairman lembaga riset siber CISSReC (Communication & Information System SecurityResearch Center) tersebut.
Pratama menduga ada dua alasan mengapa pelaku penipuan menggunakan GoPay dan OVO.
Dua Alasan
“Pertama mudah dibuat, cukup dengan email dan nomor seluler, berbeda dengan membuat rekening. Artinya identitas bisa dipalsukan," tutur Pratama.
Alasan kedua, menurut pria asal Cepu, Jawa Tengah itu karena dompet digital itu banyak digunakan oleh masyarakat.
Untuk meyakinkan calon korbannya, sebagian pelaku bahkan membuat nama akun GoPaydan OVO dengan tambahan titel seperti Sarjana Hukum. Hal ini dianggap dapatmeyakinkan dan mengelabui korban.
"Mungkin pihak GoPay dan OVO bisa membuat fitur pelaporan, bila terjadipenipuan seperti ini. Pengetatan juga perlu dilakukan, terutama dengan KTP. Memang KTP dibutuhkan saat membuat akun dengan fitur lebih tinggi (premium), tetapi akun basic (biasa) cukup email dan nomor telepon saja," kata Pratama.
Di sisi lain, penipuan masker menggunakan GoPay dan OVO juga membuktikanregistrasi nomor seluler belum sukses. Pendaftaran menggunakan data orang lain masih bisa dilakukan, sehingga banyak nomor siluman untuk kejahatan seperti ini.
(Why/Ysl)
Advertisement