Shinhan Future's Lab Indonesia Perkenalkan Virtual Human Jadi Brand Ambassador, Seperti Apa?

Virtual human yang diperkenalkan Shinhan Future's Lab Indonesia ini bernama Yeoreum Chae atau dikenal dengan nama Indonesia Shinta.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 25 Agu 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2021, 06:30 WIB
Shinhan Future's Lab Indonesia
Shinhan Future's Lab Indonesia baru saja memperkenalkan virtual human sebagai brand ambassador

Liputan6.com, Jakarta - Shinhan Future's Lab Indonesia baru saja memperkenalkan virtual human bernama Yeoreum Chae atau dikenal dengan nama Indonesia Shinta sebagai brand ambassador untuk media sosialnya. Yeoreum Chae sendiri adalah salah satu anggota dari virtual girl group asal Korea Selatan, Eternity.

Perusahaan ini dikenal sebagai akselerator untuk startup di Indonesia, dan menjadi perusahaan pertama yang memperkenalkan konsep virtual human sebagai brand ambassador di media sosial. Perusahaan juga bekerja sama dengan Pulse9 untuk memperkenalkan konsep virtual human di Indonesia.

Sebagai informasi, Pulse9 merupakan startup anggota dari Shinhan Future's Lab Korea. Startup ini bergerak di bidang pengembangan kecerdasan buatan.

Pengembang virtual human ini memanfaatkan teknologi Deep Real AI yang merupakan teknologi imaging virtual berbasis deep-fake dari Pulse9. Deep Real AI ini berbeda dari teknologi deep fake saat ini, karena diklaim lebih nyata, serta dapat menghemat waktu dan biaya produksi.

Adapun alasan Shinhan Future’s Lab Indonesia memperkenalkan virtual human sebagai brand ambassador di media sosial adalah untuk memperlihatkan kemajuan teknologi sekaligus memperkenalkan era baru dalam penggunaan kecerdasan buatan.

"“Di Indonesia, tidak familiar menggunakan virtual human sebagai representative atau brand ambassador suatu perusahaan atau produk, tetapi di Korea sudah banyak perusahaan yang menggunakan virtual human sebagai brand ambassador mereka seperti Shinhan Life dan Shinhan Investment, kami ingin di Indonesia turut merasakan kemajuan teknologi yang negara lain sudah rasakan," tutur Program and Project Manager Shinhan Future’s Lab Indonesia Muhammad Ihsan Hilmiawan dalam keterangan resmi, Rabu (25/8/2021).

Selain itu, dengan konsep virtual human ini, Shinhan Future’s Lab Indonesia berharap masyarakat bisa lebih mengenal mengenai startup dan konsep teknologi baru di masa mendatang. Menurut Muhammad, dengan teknologi ini, pihaknya ingin memperlihatkan teknologi kecerdasan buatan yang dapat dipakai dalam berbagai aspek.

Untuk saat ini, Shinhan Future’s Lab Indonesia juga masih membuka pendaftaran program akselerasi startup batch 4 sampai 29 Agustus 2021. Informasi maupun registrasi dapat dilakukan melalui situs resmi Shinhan Future’s Lab Indonesia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kolaborasi Jadi Jurus Bertahan Startup di Tengah Pandemi

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Di sisi lain, startup perlu memanfaatkan layanan yang disediakan oleh perusahaan modal ventura untuk mempertahankan eksistensi bisnisnya di tengah pandemi Covid-19. Kolaborasi di nilai sebagai kunci bagi startup untuk bertahan di tengah tekanan pandemi.

Analyst Skystar Capital, Gabriella Thohir, mengatakan bahwa kolaborasi antara startup dengan pihak eksternal perlu dioptimalkan untuk memperluas jaringan, publikasi, dan mempermudah akses pendanaan. Menurutnya, pemodal ventura dapat menjadi salah satu katalis, tidak hanya untuk penggalangan dana, tetapi juga sebagai mentor yang dapat memberikan keahlian, saran, dan mitra strategis.

"Sering kali, informasi atau wawasan ahli yang dimiliki oleh tim investasi pemodal ventura dapat membantu para wirausahawan mendapat gambaran pasar yang lebih luas dan mengakselerasi bisnisnya," kata Gabriella, dalam keterangan tertulis, Senin (23/8/2021).

Gabriella menambahkan, dari segi pendanaan, akan ada pemodal ventura yang cocok untuk startup pada setiap tahap. Selebihnya, tidak sedikit pemodal ventura yang berfokus kepada startup yang masih berada di tahap awal seperti Skystar Capital, yang spesifik melihat startup dalam tahap pendanaan Seed sampai Series A.

"Kami berdedikasi untuk mendukung dengan pendanaan maupun nilai tambah lainnya, perusahaan startup yang berjalan setidaknya 1-2 tahun dengan produk atau jasa yang telah mendapatkan product-market fit," imbuhnya.

Kendati demikian, perusahaan modal ventura pada umumnya juga melakukan seleksi terhadap startup yang akan mendapatkan suntikan dana. Setidaknya ada tiga kriteria yang menjadi pertimbangan, yakni profil tim, ukuran pasar, dan model bisnis.

Visi Jelas

Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Menurut dia, profil tim sebuah startup harus saling melengkapi baik dari sisi keterampilan, kompetensi, maupun pengalaman. Startup yang unggul akan dipimpin oleh founder yang memiliki visi jelas tentang ketahanan startupnya dan berisikan tim yang dapat melaksanakan tugas-tugas yang perlu dihadapi dalam proses perkembangan tersebut.

Dari sisi ukuran pasar, Gabriella menjelaskan pentingnya startup beroperasi di dalam total pasar yang cukup besar. Ini karena seberapa besar peluang untuk startup tersebut bisa masuk ke dalam pasar, mempertimbangkan pesaing pasar lainnya, bergantung kepada ukuran pasar.

Sementara untuk model bisnis, Gabriella menekan bahwa model bisnis harus sesuai dengan target pasar terpilih karena ini menjadi sumber inti penghasilan startup tersebut. Pemodal ventura akan mencari startup dengan model bisnis yang bisa menghasilkan penghasilan terukur dan berkelanjutan.

"Seiring dengan model bisnis, traksi sebuah startup menjadi tolak ukur keberhasilan dan juga validasi bahwa produk atau jasa tersebut diminati oleh target audiensnya," ujar Gabriella.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya