Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia turun hampir tiga persen pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Para pedagang dan investor mengabaikan penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) dalam sepekan.
Dilansir dari Reuters, Kamis (4/6/2015), harga minyak jenis Brent turun US$ 1,69 atau 2,6 persen menjadi US$ 63,8 per barel. Sementara indeks West Texas Intermediate turun 2,6 persen, atau uS$ 1,62 menjadi US$ 59,64 per barel.
Baca Juga
Sentimen negatif menjelang pertemuan OPEC juga membebani pasar. OPEC, yang memompa lebih dari sepertiga minyak dunia, diperkirakan akan menolak usulan pemangkasan produksi minyak dan mempertahankan produksi sekitar 2 juta barel per hari di atas permintaan.
Persediaan minyak mentah AS turun 1,95 juta barel pekan lalu, lebih dari 1,7 juta perkiraan para analis dalam jajak pendapat Reuters, laporan dari Energy Information Administration (EIA).
Stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, hub pengiriman minyak AS juga turun, bersamaan dengan stok bensin.
Tapi stok minyak hasil penyulingan, termasuk diesel dan minyak pemanas, naik 3,8 juta barel, hampir empat kali di atas angka perkiraan sekitar 1,1 juta barel.
Komentar oleh para menteri OPEC di Wina pekan ini telah memperkuat pandangan bahwa produsen minyak raksasa di Timur Tengah akan terus memproduksi minyak hingga beberapa bulan mendatang.
Advertisement
Arab Saudi tetap bertahan menolak pemangkasan produksi minyak global meski harga minyak belum kembali pulih ke atas US$ 100 per barel.
Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengungkapkan, permintaan minyak akan meningkat pada semester kedua tahun ini.
"Permintaan tengah meningkat. Bagus! pasokan kini tengah melambat bukan? Ya itulah faktanya. Lihat kan? Saya tidak merasa tertekan dan sangat bahagia," kata al-Naimi saat akan menghadiri pertemuan inti OPEC di Wina.
Pernyataan al-Naimi seolah berusaha mengubah ekspektasi bahwa Arab Saudi, akan mengusulkan pemangkasan produksi minyak OPEC. Arab Saudi memang anggota paling berpengaruh di OPEC dan suaranya senantiasa diperhitungkan. (Ndw/Igw)