Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) membutuhkan bantuan Pemerintah untuk melancarkan hubungan kerja sama dengan negara yang menjadi incaran dalam mencari minyak.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya membutuhkan jalinan kerja sama Pemerintah dengan negara lain untuk mewujudkan rencana Pertamina mengembangkan usaha pencarian minyak dan gas (migas).
"Jadi di mana-mana yang secara politik ada hubungan kerja sama bagus dengan pemerintah kita. Karena mereka akan support kita," kata Dwi, seperti dikutip di Jakarta, Senin (3/9/2019).
Dwi menuturkan, kerja sama Pemerintah tersebut akan menjadi jembatan untuk Pertamina. Lantaran negara-negara yang menjadi incaran Pertamina seperti di kawasan Timur Tengah dan Afrika, sangat menghormati perhatian Pemerintah Indonesia.
Baca Juga
"Karena negara-negara seperti Timur Tengah dan Afrika itu pengaruh keputusan pemerintahnya akan pengaruhi NOC (Perusahaan migas nasional) nya. Jadi kalau goverment to goverment bagus itu bawahnya juga langsung didorong untuk kerja sama dengan baik," jelas Dwi.
Negara yang menjadi incaran Pertamina untuk disedot migas adalah Iran. Rencana tersebut telah tertuang dalam perjanjian nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/Mou) antara perusahaan migas nasional Iran dengan Pertamina. Saat ini pelajari lapangan migas yang akan digarap Pertamina.
"Iran, beberapa bulan lalu kita juga ada MoU dan ini sedang dipelajari," tutur Dwi.
Dwi mengungkapkan, negara yang jadi target berikutnya adalah Irak dan Rusia, yang sudah melakukan penjajakan.
Advertisement
Dengan Rusia, Pertamina akan mengawali kerja sama pembangunan fasilitas pengolahan minyak (kilang) Tuban dengan perusahaan migas nasional Rusia Rosneft. "Irak juga jadi target. Rusia juga jadi target," ucap Dwi. (Pew/Ahm)