Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan tidak mempermasalahkan utang pemerintah yang mencapai Rp 3.672,43 triliun selama itu digunakan untuk investasi membangun infrastruktur, dan kegiatan produktif lainnya. Rasio utang pemerintah pun diklaim masih paling rendah di antara negara lain.
"Sepanjang utang itu untuk produktif, tidak digunakan membayar utang atau bunga utang, ya tidak apa. Utang kita masih nomor dua paling kecil dibanding negara lain," tegas Luhut usai Raker RKA K/L di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/7/2017).
Luhut meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan porsi kepemilikan investor asing pada Surat Berharga Negara (SBN). Dari data Kementerian keuangan, kepemilikan SBN oleh investor asing sebesar 38,35 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau dia (asing) investasi ke sini ya tidak masalah. Nih cerita sukses kita, ada yang lapor ke saya per kemarin, Indonesia telah memproduksi nikel ore-stainless steel di Morowali. Investasi smelternya hampir US$ 10 miliar, tidak pakai ribut-ribut kita kerjakan, ada 30 ribu tenaga kerja," ia menerangkan.
Luhut Panjaitan menuturkan, pemerintah membutuhkan biaya sekitar US$ 450 miliar untuk membangun infrastruktur. Sementara APBN hanya sanggup memenuhi kebutuhan US$ 120 miliar, sedangkan sisanya dari kegiatan penanaman modal dalam maupun luar negeri.
"Kemarin investor China menenami saya ke Parapat, Sumatera Utara, mereka kaget ternyata proses pengambilan keputusan di sini cepat. Sekarang mereka mau investasi US$ 25 miliar dengan skema B to B, bukan G to G. Mereka cari partner di Indonesia," pungkas Luhut.
Â
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
Â
Â