Ingin Jadi Negara Maju, RI Perlu Dongkrak Peran Swasta

Peran BUMN yang masih tinggi ini menjadi indikator Indonesia tengah dalam tahap pertumbuhan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Jul 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2017, 15:00 WIB
Seabad Konglomerasi BUMN Bahas Lintas Sekotral
Staf Khusus Kementrian Kordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Purbaya Yudi Sadewa memberi pemaparan saat diskusi tentang BUMN di Jakarta, Rabu (19/7). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia saat ini berjumlah 118 perusahaan. Dari seluruh perusahaan itu, setidaknya memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi RI lebih dari 70 persen.

Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, peran BUMN yang masih tinggi ini menjadi indikator Indonesia tengah dalam tahap pertumbuhan.

Hal ini karena BUMN merupakan perusahaan milik pemerintah, yang sebagai agent of development, sehingga tidak berorientasi keuntungan. Dengan begitu mampu menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

"Maka dari itu untuk kita keluar dari middle income trap, share BUMN harusnya lebih kecil, tidak dominan seperti sekarang ini," ujar Purbaya dalam Diskusi 'Seabad Konglomerasi BUMN' yang diadakan PDBI di Menara Batavia, Jakarta, Rabu (19/7/2017).

Hal yang dikatakan Purbaya ini bukan tanpa dasar. Dia membandingkan dengan negara-negara maju di dunia, seperti salah satunya Singapura. Di sana, peran perusahaan milik pemerintah dalam ekonominya tidak lebih dari 20 persen.

Minimnya peran BUMN ini karena peran swasta yang justru didorong dalam pembangunan ekonomi. Banyaknya peran swasta ini juga meminimalisasi monopoli, sehingga lebih ada persaingan.

"Kalau kita kembangkan BUMN terus sebagai yang dominan, justru khawatir akan menimbulkan inefisiensi, karena ada monopoli. Ini salah satu indikator kalau kita mau jadi negara maju," tambah Purbaya.

BUMN, ke depan hanya dilibatkan dalam proyek-proyek utama yang tidak mungkin ekonomis. Baru setelah proyek inti terbangun, harusnya BUMN menjual ke swasta untuk bisa dikembangkan. (Yas)

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya