Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menginformasikan, beberapa komoditas pangan seperti kedelai, daging sapi dan gula pasir secara stok kesediaan pada Mei hingga Juni nanti berada dalam kondisi kekurangan. Penyebabnya karena jumlah produksi yang masih di bawah kebutuhan konsumsi warga.
Seperti contoh daging sapi, yang diperkirakan membutuhkan stok sebanyak 116,4 ribu ton pada Mei sampai Juni 2018. Hal itu tidak diiringi oleh jumlah produksinya yang hanya sebesar 75,4 ribu ton.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi coba memberi solusi atas kekurangan persediaan daging, dengan mengimpor daging sapi dan kerbau sebanyak 42 ribu ton.
"Untuk daging sapi ini ada di zona merah karena produksi nasional baru 80 persen. Itu kita bantu dengan impor sekitar 42 ribu ton (daging sapi dan kerbau) pada 2018 ini," ujar dia di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Selain mengandalkan sokongan impor, ia mengatakan, Perum Bulog juga memiliki stok persediaan daging sapi sebanyak 35 ribu ton.
Terkait perkiraan kebutuhan kedelai, dia memperkirakan, kebutuhannya mencapai 509,8 ribu ton, sedangkan bayangan produksinya hanya 212,7 ribu ton. Itu berarti, ada kekurangan sekitar 297,1 ribu ton.
Tapi sayangnya, ia tidak menjelaskan secara detail bagaimana solusi dari defisit komoditas yang jadi bahan utama pembuatan tahu dan tempe tersebut.
Â
Gula Tak Defisit
Sedangkan untuk kondisi gula pasir, Agung menerangkan, jumlah produksinya yang sebesar 529,4 ribu ton itu masih di bawah kebutuhan konsumsi yang sebanyak 555,2 ribu ton. Kali ini, dia memperkirakan bahwa komoditas itu tidak bakal mengalami defisit, lantaran pemerintah akan melakukan proses penggilingan pada Juni mendatang.
"Gula pasir ini pada Juni sampai September sudah masuk musim penggilingan. Jadi tiap bulannya bisa menyerap sampai 300 ribu ton, ditambah Bulog sudah ada persediaan sekitar 400 ribu ton," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement