Punya Stok 2,7 Juta Ton, Perum Bulog Tak Akan Impor Beras

Sebelumnya stok di gudang Bulog sebesar 1,2 juta ton. Stok tersebut terus meningkat seiring penyerapan beras petani yang dilakukan Bulog.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Jul 2018, 14:15 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2018, 14:15 WIB
bulog
Beras Bulog. (foto : Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog memastikan tidak akan mengimpor beras dalam waktu dekat. Stok beras yang dimiliki Bulog saat ini mencapai 2,7 juta ton.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, sebelumnya stok di gudang Bulog sebesar 1,2 juta ton. Stok tersebut terus meningkat seiring penyerapan beras petani yang dilakukan Bulog.

"Beras kita hampir 2,5 juta ton, bahkan 2,7 ton. Itu sebelumnya sudah ada 1,2 juta ton yang lalu," ujar dia di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Selain itu, hingga September akan ada lagi tambahan beras yang masuk ke gudang Bulog dari penyerapan dalam negeri. Dengan demikian, stok beras yang dimiliki Bulog bisa mencapai 3,7 juta ton.‎

"Mungkin sekitar sampai September dari dalam negeri itu 1 juta ton. Kelompok tani siap berikan pada kita. Itu dari Juli-September. Kalau ditambah 1 juta ton, bisa 3,7 juta ton.‎ (Penyerapan) Harian kita kira 9 ribu-10ribu ton dari semua wilayah. Yang sekarang panen yang sekarang surplus kita ambil," jelas dia.

Dengan posisi stok seperti saat ini, Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, memastikan pihaknya belum akan membuka keran impor beras dalam waktu dekat meski telah mengantongi izin impor dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Makanya kita tidak mau impor dulu karena yang lama saja belum (habis)," tandas dia.

Ada Kemasan Renceng, Warga Menengah ke Bawah Bisa Konsumsi Beras Premium

Perum Bulog siap menjual produk terbarunya, beras premium dalam kemasan renceng atau sachet. (Liputan6.com/Septian Deny)
Perum Bulog siap menjual produk terbarunya, beras premium dalam kemasan renceng atau sachet. (Liputan6.com/Septian Deny)

Perum Bulog telah mengenalkan kemasan terbaru dari Beras Kita yang merupakan beras produksinya. Sebelumnya beras yang dijual dengan berat 5 kg dan 10 kg, kini beras dijual dengan kemasan 200 gram atau disebut sebagai beras sachet atau renceng.

Saat ini beras renceng ini banyak terdapat di Jawa Barat dan Jawa Timur, namun secara perlahan mulai diproduksi di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Sulawesi Selatan. Ke depan, Bulog mentargetkan seluruh wilayah Indonesia pada September 2018 sudah terdapat beras renceng ini.

Beras sachet ini memiliki harga jual di warung-warung kelontong sebesar Rp 2.500 per kemasan. Setiap kemasan dapat digunakan untuk 3-4 porsi makan. Bahkan, meski dengan takaran kecil, Bulog menhklaim kualitas beras cukup bagus.

"Ini berasnya kualitas premium, memang tidak boleh masyarakat menengah ke bawah konsumsi beras premium, kan bagus," tegas Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo kepada wartawan, Senin (9/7/2018).

Selain bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, hadirnya beras renceng ini juga demi menjaga ketersediaan beras di masyarakat. Karena beras ini bisa didapatkan di warung-warung kelontong.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya