Dalam Sehari, Berapa Produksi Freeport di Papua?

Produksi akhir Freeport ore yang kemudian akan diolah menjadi konsentrat. Konsentrat ini kemudian diekspor dan sebagian dikirim ke smelter di Gresik, Jawa Timur.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Agu 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2018, 12:00 WIB
Tambang PT Freeport Indonesia di Papua. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P
Tambang PT Freeport Indonesia di Papua. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P

Liputan6.com, Tembagapura PT Freeport Indonesia tengah menyiapkan transisi produksi dari Tambang Grasberg Open Pit ke tambang bawah tanah. Saat ini produksi tambang Freeport sekitar 210 ribu ton ore per hari.

Produksi akhir Freeport ore inilah yang kemudian akan diolah menjadi konsentrat. Konsentrat ini kemudian diekspor dan sebagian dikirim ke smelter di Gresik, Jawa Timur.

Senior Manager Mill Concentrating PT Freeport Indonesia, Eko Purnomo menjelaskan jika dalam konsentrat tersebut memiliki kandungan tembaga, emas dan perak. Hanya tiga komoditas ini yang memiliki nilai ekonomis.

"Jadi setiap hari kita mampu produksi ore itu sekitar 210 ribu ton dengan kapasitas terpasang kita 240 ribu ton. Di setiap 1 ton ore itu ada kandungan emas sekitar 1 gram," kata dia di Tembagapura, Minggu (19/8/2018).

Dari 210 ribu ton ore yang diproduksi sehari, hanya menghasilkan sekitar 6.000 ton konsentrat. Konsentrat ini yang kemudian dikapalkan dan menjadi produk akhir dari Freeport.

Untuk pengapalan, dari 6.000 ton hasil konsentrat, 40 persen dikirim ke smelter di Gresik dan sisanya masuk ke pasar ekspor.

Smelter yang berlokasi di Gresik hanya mampu memisahkan kandungan tembaga untuk kemudian masuk proses hilirisasi. Sementara kandungan emas dan perak akan diekspor ke Jepang.

Tidak hanya itu, selain konsentrat, produk lain dari Freeport adalah limbah tambang yang dinamakan Tailing. Tailing ini saat ini dialirkan melalui sungai yang memiliki muara di laut. Tailing buangan Freeport sebenarnya masih memiliki kandungan emas.

"Jadi setiap 1 ton tailing yang kita buang itu memiliki kandungan emas 0,1 persen," tegasnya.

Disinilah yang menyebabkan banyak penambang-penambang liar pada sungai yang dialiri buangan tailing Freeport. Per hari perusahaan ini membuang sekitar 240-250 ribu ton tailing. 

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018. Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Freeport Jamin Tak Ada PHK Karyawan Saat Tambang Grasberg Tutup di 2019

Tambang Grasberg PT Freeport Indonesia. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P
Tambang Grasberg PT Freeport Indonesia. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P

PT Freeport Indonesia akan mengakhiri aktifitas penambangan di tambang Open Pit Grasberg pada 2019. Bahkan diperkirakan pada akhir 2018, cadangan di tambang ini sudah habis. Feeport pun akan bertransisi ke tambang bawah tanah.

Memang, dalam masa transisi ini produksi Freeport akan menurun. Namun hal itu hanya bersifat sementara. Karena cadangan ore di dalam tambang Grasberg bawah tanah saat ini mencapai 1,9 miliar ton.

Kepala Teknik Tambang PT Freeport Indonesia Zulkifli Lambali mengatakan, sebenarnya masa transisi sudah dilakukan sejak 2017. Hanya saja, proses itu membutuhkan waktu 1-2 tahun.

Dia juga menegaskan dalam masa transisi ini tidak akan mengurangi karyawannya. Saat ini, pekerja organik Freeport yang masih menambang di Grasberg Open Pit sebanyak 426 orang.

"Orang-orang ini nantinya akan kita training untuk bisa bekerja di underground. Jadi tidak akan ada pengurangan SDM kita," tegaa Zulfikri di Grasberg, Tembagapura, Sabtu (18/8/2018).

Dengan cadangan yang mencapai 1,9 miliar juta ton tersebut, dikatakan Zulfikri akan membutuhkan SDM yang cukup besar. Saat ini pegawai Freeport sendiri mencapai lebih dari 28 ribu orang, dimana sekitar 12 ribu orang bekerja di tambang bawah tanah.

Dijelaskannya, saat ini produksi Freeport sebesar 75 juta ton per tahun. Tahun depan, saat transisi, produksi akan anjlok ke 45 juta ton dengan tambang yang berproduksi yaitu tambang Big Gossn dan Deep Ore Zone (DOZ).

Saat berbarengan, Freeport juga tengah membangun fasilitas penambangan di bawah tanah untuk berproduksi di tambang Grasberg Block Cave dan Deep Mill Level Zone (DMLZ).

Dengan prediksi dua tambang ini bisa berproduksi tahun depan maka produksi pada 2020 akan menjadi 58 juta ton per tahun. 

Kemudian naik di 2021 menjadi 68 juta ton per tahun dan pada 2022 akan kembali berproduksi dengan kapasitas seperti saat ini, yaitu 75 juta ton per tahun.

"Karena di GBC itu cadangan kita ada sekitar 936 juta ton di GBC dan 430 juta di DMLZ," tambah doa.

Jika tambang Grasberg Open Pit nanti tak lagi beroperasi, Freeport ingin menjadikan lokasi ini sebagai wisata tambang dan pusat penelitian. 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya