Liputan6.com, New York - Harga emas menguat seiring dolar Amerika Serikat (AS) melemah ke posisi terendah dalam tiga bulan.
Hal itu dipicu pelaku pasar yang mempertimbangkan pernyataan pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mengenai petunjuk laju kenaikan suku bunga bank sentral pada 2019.
Harga logam mulia memperpanjang kenaikan usai risalah pertemuan the Federal Reserve atau bank sentral AS. Pada pertemuan itu mengungkapkan kalau beberapa anggota the Federal Reserve ingin mempertahankan suku bunga pada Desember. Kabar tersebut semakin menekan dolar AS.
Advertisement
"Risalah bank sentral AS membantu mendorong kenaikan harga emas seperti yang diharapkan pelaku pasar. Sekarang mata tertuju kepada berita utama politik dan ekonomi," tutur Direktur Pelaksana RBC Wealth Management, George Gero, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (10/1/2019).
Baca Juga
Harga emas di Comex naik USD 6,10 atau 0,5 persen ke posisi USD 1.292 per ounce. Harga emas sempat sentuh posisi USD 1.293 usai risalah the Federal Reserve.
Pada Rabu pekan ini, pimpinan the Federal Reserve Chicago Charles Evans menuturkan, kalau the Federal Reserve kemungkinan akhirnya mendorong sedikit kenaikan suku bunga bila prospek cerah dan suram.
Namun, pimpinan the Federal Reserve St Louis James Bullard menuturkan, ekonomi AS dapat didorong ke dalam resesi jika bank sentral terus maju dengan kenaikan suku bunga lebih banyak. Melihat kondisi itu, indeks dolar AS turun 0,7 persen ke posisi 95,20. Dolar AS tertekan mendorong kenaikan harga emas.
Sementara itu, pembicaraan perdagangan AS-China berakhir pada Rabu waktu setempat usai diperpanjang. Bursa saham global pun menguat dengan wall street catatkan kenaikan dalam empat sesi berturut-turut.
Bloomberg melaporkan, kalau pemerintahan AS di bawah pimpinan Presiden Donald Trump mengakhiri putaran pembicaraan perdagangan dengan komitmen China membeli lebih banyak produk pertanian, energi dan barang manufaktur dari AS.
Selanjutnya
Kepala Riset Insignia Consultans, Chintan Karnani menuturkan, harga emas dapat diuji sekali lagi di posisi USD 1.300. Harga emas sentuh lebih dari USD 1.300 dalam jangka pendek masih dapat dilihat.
“Harga emas harus diperdagangkan di posisi lebih dari USD 1.300 selama beberapa hari untuk menarik penutupan jangka pendek dan permintaan investasi baru. Jika emas tidak menembus USD 1.300 pada Jumat akan koreksi ke USD 1.257,” ujar dia seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (10/1/2019).
Melihat gambaran lebih besar, Analis Societe Generale optimistis pada prospek emas. "Kami percaya 2019 akan menjadi titik balik dan akan merekomendasikan investor mempertimbangkan untuk meningkatkan alokasi emas dalam portofolio mereka,” tulis Analis Societe Generale.
"Fundamental dan posisi harga emas belum dapat mendukung dalam beberapa tahun terakhir, sementara itu obligasi menjadi hambatan. Kelangkaan aset safe haven harus mendorong harga emas kembali bersinar,” tulis laporan Societe Generale.
Adapun harga logam lainnya antara lain harga perak naik 0,1 persen menjadi USD 15.735 per ounce. Harga tembaga di posisi USD 2.657 per pound. Harga platinum untuk pengiriman April menguat 0,4 persen menjadi USD 825,30 per ounce. Harga palladium naik 0,6 persen ke posisi USD 1.269,40 per ounce.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement