Usai Pemilu, Bukopin Bakal Terbitkan Surat Utang Senilai Rp 4 Triliun

Penerbitan obligasi bertujuan untuk menguatkan likuiditas Bank Bukopin.

oleh Bawono Yadika diperbarui 22 Feb 2019, 17:45 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2019, 17:45 WIB
Bank Syariah
Nasabah melakukan transaksi di Bank Bukopin Syariah, Jakarta, Selasa (30/1). Data OJK yang terekam sampai Oktober 2017 mencatat, pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai 19,79% secara tahunan menjadi Rp 395,89 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Bukopin Indonesia Tbk berencana menerbitkan surat utang (obligasi) hingga Rp 2 triliun pada tahun ini. Penerbitan obligasi dinilai tepat mengingat kondisi pasar yang cukup kondusif di 2019.

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin Muhammad Rachmat Kaimuddin menuturkan, penerbitan obligasi bertujuan untuk menguatkan likuiditas perseroan. Selain itu, peluncuran obligasi diperuntukan memperpanjang maturity funding perusahaan.

"Bayangan kita pasar obligasi harusnya kondusif tapi karena 2019 tahun politik mungkin investor akan wait and see jadi kita lihat setelah pemilu akan booming. Kisaran obligasi Rp 1-2 triliun kita pertimbangkan," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (22/2/2019).

Selain itu, dia menjelaskan perusahaan juga berencana untuk menerbitkan surat berharga berbasis aset atau efek beragun aset (EBA) senilai Rp 1-2triliun di semester II-2019.

"Untuk penerbitan obligasi kemungkinan akan dilakukan paling lambat pada awal semester II-2019. Sedangkan penerbitan EBA kemungkinan akan dilakukan pada kuartal III hingga kuartal IV-2019," ujarnya.

Kendati begitu, Bank Bukopinbelum mengungkapkan berapa rencana dana yang akan diperoleh dari penerbitan obligasi dan EBA di tahun ini.

"Yang pasti penerbitan obligasi dan EBA melihat kondisi The Fed yang cenderung lebih stabil, peningkatan bunganya lebih dovish. Bank Indonesia (BI) juga," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Gelar Rights Issue, Bank Bukopin Dapat Dana Segar Rp 1,46 Triliun

Bank Syariah
Petugas teller menunjukkan uang di Bank Bukopin Syariah, Jakarta, Selasa (30/1). Data OJK yang terekam sampai Oktober 2017 mencatat, pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai 19,79% secara tahunan menjadi Rp 395,89 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) memperoleh dana segar sebesar Rp 1,46 triliun dari aksi koporasi Penawaran Umum Terbatas IV (rights issue). Proses penawaran umum terbatas ini dilakukan sampai dengan 27 Juli 2018.

Dengan penambahan modal tersebut, rasio kecukupan modal Bank Bukopin naik ke kisaran 13,5 persen.

Rencana rights issue Bank Bukopin telah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada tanggal 29 Juni 2018. Transaksi perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dilakukan pada 13 Juli sampai dengan 25 Juli 2018. 

Setelah proses perdagangan HMETD, KB Kookmin Bank sebagai Pembeli Siaga (standby buyer) membeli saham Bank Bukopin sebanyak 2,56 miliar lembar pada harga Rp 570 per lembar saham.

Pembayaran atas transaksi tersebut telah dilakukan pada tanggal 27 Juli. Harga saham Bank Bukopin di pasar pada saat penutupan transaksi pada tanggal 26 Juli mencapai Rp 404 per lembar.

Setelah proses rights issue, komposisi pemegang saham Bank Bukopin menjadi Bosowa Corporindo sebesar 23,4 persen, KB Kookmin Bank  tercatat 22 persen, Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) tercatat 12,4 persen, Negara RI  tercatat 8,9 persen, dan Publik  mencapai 33,3 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya