RI-Jepang Segera Teken MoU Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Setelah tanda tangan MoU tersebut, Jepang akan melakukan feasibility studi (FS) alias studi kelayakan resmi.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Sep 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2019, 18:00 WIB
Melihat Pameran Alat Transportasi di JIExpo Kemayoran
Model berpose di sisi miniatur kereta cepat saat pameran INAPA 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (29/3). Pameran ini berlangsung di Hall B1 JIExpo Kemayoran. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah ingin pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya berjalan lebih cepat. Langkah awal yang akan dilakukan yakni menandatangani nota kesepahaman dengan pihak Jepang.

Dia mengatakan, setelah tanda tangan MoU tersebut, Jepang akan melakukan feasibility studi (FS) alias studi kelayakan resmi. Meskipun demikian, dia mengakui bahwa sejauh ini Jepang sudah menjalan sudah melakukan FS.

"Kita akan MoU dalam satu-dua Minggu ini dimulai dengan dilakukan FS. FS itu sebenarnya sudah mulai Jepang, tapi formalnya baru dilakukan setelah ini," kata dia, di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (3/9).

Sebagai persiapan, lanjut dia, pihaknya akan melakukan rapat dengan Wakil Presiden pada Kamis, pekan ini. Rapat tersebut akan membahas soal penjadwalan proyek kereta cepat ini.

"Kamis ini kami akan rapat di Wapres untuk membahas mengenai time table, scope, segala sesuatu yang memperjelas program ini," kata Budi.

Pihak Jepang, kata dia, meminta waktu dua tahun untuk studi banding dan pembebasan tanah. Namun, pemerintah meminta agar waktunya lebih dipersingkat waktunya, kalau bisa menjadi satu tahun.

"Mereka minta pembebasan tanah sama FS tuh dua tahun. Kita minta lebih pendek. Kalau bisa satu tahun," ungkap Budi.

Terkait kabar yang beredar soal minat China menggarap proyek kereta cepat tersebut, Budi mengatakan, sejauh ini Indonesia telah berproses dengan pihak Jepang. Karena itu tentu kerja sama dengan Jepang harus terus berjalan.

"Tapi saya nyatakan bahwa Jepang ini menyediakan loan. Dia seperti apa. Kalau menurut saya, kita selesaikan dengan Jepang dulu," tandas dia.   

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ada Tol Trans Jawa, Masih Perlukah Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya?

IBD Expo dan Banking Expo 2017
Pengunjung melihat miniatur kereta cepat di pameran Indonesia Business and Development Expo (IBD Expo) di Jakarta, Rabu (20/9). Pameran IBD Expo berlangsung dari 20-23 September 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Apa kabar proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya? Kementerian Perhubungan saat ini ternyata masih melakukan negosiasi dengan Jepang selaku calon mitra Indonesia dalam pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Namun apakah proyek tersebut masih layak dan perlu? Sementara di sisi lain Jakarta-Surabaya saat ini sudah terhubung dengan jalan tol yang terkenal dengan sebutan Trans Jawa.

Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengatakan, memang saat ini euforia masyarakat untuk menjajal jalan tol yang sudah tersambung sejak akhir 2018 ini masih tinggi. Namun pada akhirnya, jalan tol ini akan memiliki angka rata-rata harian normal.

Untuk itu, proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya ini dianggapnya masih layak.

"Masih layak (kereta cepat Jakarta-Surabaya). Kerena kereta dari Jakarta ke Surabaya itu bisa ditempuh dalam waktu 5,5 jam saja dengan kecepatan rata-rata 140 km per jam," jelas Budi saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (4/1/2019).

Saat ini ada beberapa hal yang tengah dinegosiasi antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang. Pertama soal nilai investasi yang sampai saat ini diperkirakan sekitar Rp 90 triliun. Kedua, Budi Karya juga menekankan penggunaan local content dalam menjalankan proyek ini bisa lebih diitingkatkan.

Ketiga, Menhub juga berharap porsi Indonesia dalam menjalankan proyek itu juga ditigkatkan dari sebelumnya hanya 30 persen, dia tengah mengusahakan untuk bisa naik menjado 40 persen. "Jadi dengan kondisi kita yang sekarang, kita coba keuatkan posisi kita," tegasnya.

Budi mengaku saat ini hanya Jepang yang menjadi kandidat kuat mitra pemerintah dalam mengerjakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya ini. Salah satu faktornya adalah tingkat bunga yang rendah dengan masa pengembalian hingga 40 tahun.

"Jadi ini masih layak dan nanti akan menjadi pilihan bagi masyarakat apakah melalui jalan tol, kereta api yang biasa, lewat udara, atau kereta api semi cepat ini," pungkas dia.  

Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dibangun Tengah Tahun Ini

Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan kereta cepat generasi terbaru, CR400AF. (Dok PT KCIC)
Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan kereta cepat generasi terbaru, CR400AF. (Dok PT KCIC)

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melanjutkan negosiasi dengan pihak Jepang mengenai rencana pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Dikatakan kereta semi cepat dikarenakan kecepatan tempuhnya sekitar 140 km per jam.

Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi menjelaskan, ada beberapa poin yang tengah dinegosiasikan dengan Jepang seperti soal harga dan peningkatan local content.

"Jadi memang perdebatannya tidak mudah, kalau dulu konsep lokal kontennya 70:30, kita sedang tingkatkan 60:40," kata Menhub saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (1/2/2019). 

Selain itu, negosiasi yang dilakukan juga soal peningkatan jumlah pekeja lokal dan juga mengenai nalai investasi. Menhub memeprkirakan proyek ini membutuhkan dana sekitar Rp 90 triliun.

"Prosesnya sekarang sedang finalisasi dengan Jepang dan dia sedang atur mengenai angkanya sehingga pertengahan tahun ini kita akan mulai (konstruksi)," tegas dia.

Mengenai pembangunannya, Menhub mentargetkan keret semi cepat ini bisa selesai dalam tiga tahun ke depan.

Meski Jakarta-Surabaya saat ini sudah tersambung jalan tol, namun menurut Menhub kereta semi cepat ini dinilai masih layak.

"Masih layak, karena Jakarta-Surabaya dengan kecepatan 140 km/jam itu bisa ditempuh 5,5 jam. Ini juga nantinya bisa menambah pilihan kepada masyarakat untuk bepergian," pungkas dia.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya