Tak Mampu Bangkit, IHSG Ditutup Anjlok ke 6.142,50

IHSG ditutup melemah 38,49 poin atau 0,62 persen ke posisi 6.142,50.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Nov 2019, 16:16 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2019, 16:16 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham hari ini. 

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu(13/11/2019), IHSG ditutup melemah 38,49 poin atau 0,62 persen ke posisi 6.142,50. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga menguat 0,95 persen ke posisi 974,88.

Sebanyak 242 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 153 saham menguat dan 155 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 497.506 kali dengan volume perdagangan 9,41 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,8 triliun.

 

Investor asing jual saham mencapai Rp 226,01 miliar di total pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.075.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya satu sektor yang menguat yaitu aneka industri yang naik 0,07 persen.

Sementara sektor yang melemah dipimpin oleh sektor pertambangan yang turun 1,86 persen. Diikuti oleh sektor perkebunan yang turun 0,84 persen dan sektor infrastruktur yang turun 0,8 persen.

Saham-saham yang melemah antara lain TGRA turun 24,88 persen ke Rp 314 per saham, DFAM turun 24,84 persen ke Rp 466 per saham dan OMRE turun 24,81 persen ke Rp 1.015 per saham.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain VINS yang naik 34,81 persen ke Rp 182 per saham, ARMY naik 34 persen ke Rp 67 per saham dan POSA naik 28 persen ke Rp 64 per saham. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sesuai Prediksi

20160801-IHSG-Melesat-Jakarta-AY
Pekerja menunjuk layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). Pada perdagangan preopening, IHSG bergerak menguat 64,216 poin (1,23%) ke 5.280,210. Sementara indeks LQ45 bergerak naik 16,105 poin (1,80%) ke908.947. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi tertekan di pasar saham untuk hari ini.

Penguatan indeks pada Selasa (12/11) kemarin lebih disebabkan IHSG mulai memasuki fase jenuh jual beberapa hari terakhir.

"Pasar masih dalam konsolidasi. Kami sarankan investor untuk melihat support di level 6.100 dan resistance 6.170 untuk menentuk arah indeks selanjutnya," kata dia di Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Masih satu suara, Analis PT Artha Sekuritas Christoper Jordan beranggapan dari sisi eksternal indeks masih dibayang-dibayangi oleh ketidakpastian perang dagang AS-China.

Selain itu dalam risetnya juga ditemukan, IHSG kemungkinan secara teknikal akan melemah terbatas dengan ditransaksikan 6.149-6.197.

"Pergerakan diperkirakan masih akan terbatas ditengahtingginya ketidakpastian global," jelasnya.

Dari regional, sentimen bentrokan di Hong Kong, di mana seorang pengunjuk rasa ditembak pada hari Senin, telah memperdalam kekhawatiran tentang prospek pusat keuangan Asia.

Adapun selanjutnya investor akan memantau keputusan suku bunga Selandia Baru yang akan jatuh tempo pada hari Rabu dan dilanjutkan Ketua Fed Jerome Powell berpidato di Komite Ekonomi Gabungan Kongres di Washington.

Di tengah momentum pelemahan IHSG, Christoper menganjurkan agar membeli saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood ICBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Astra International Tbk (ASII), serta saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Sementara itu, Yuganur cenderung merekomendasikan saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), hingga saham PT Indosat Tbk (ISAT). 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya