Kunci Pertumbuhan Ekonomi 2021: Penanganan Kesehatan dan Stimulus Covid-19

Ada dua fokus utama yang harus diperhatian pemerintah untuk membantu pemulihan ekonomi pada 2021.

oleh Andina Librianty diperbarui 04 Jan 2021, 11:15 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2021, 11:15 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, mengatakan ada dua fokus utama yang harus diperhatian pemerintah untuk membantu pemulihan ekonomi pada tahun ini.

Keduanya adalah penanganan kesehatan, serta tetap mempertahankan stimulus seperti bantuan sosial (bansos) dan keringanan pajak untuk masyarakat.

Riefky menilai pemerintah harus lebih serius menangani aspek kesehatan jika memang ingin perekonomian kembali pulih dan tumbuh. Jika tidak, maka Indonesia hanya akan terus mempersoalkan tentang PSBB, fasilitas kesehatan, dan belum bisa berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi 5 persen.

"Harus ada keseriusan menangani aspek kesehatan. Pada dasarnya, aspek kesehatan ini sejatinya kebijakan ekonomi. Kalau bisa ditangani dengan serius, maka ekonomi bisa pulih kembali," jelas Riefky saat dihubungi Liputan6.com, pada Senin (4/1/2020).

Selain itu, ia menakankan pemerintah untuk tidak menarik stimulus seperti bansos untuk masyarakat, jika program vaksinasi sudah dijalankan. Hal ini disebabkan, perekonomian yang tidak akan langsung pulih dengan adanya vaksinasi Covid-19.

"Masyarakat membutuhkan stimulus ini untuk tetap bertahan dan memenuhi kebutuhan dasarnya. Ini menurut saya krusial karena akan ada masyarakat jatuh ke kelompok miskin kalau tidak dijaga. Nah ini yang menjadi tantangan pada 2021, karena kondisi 2021 tidak jauh berbeda dengan 2020, dan saya tidak yakin beberapa bulan ke depan kita akan pulih sepenuhnya," kata Riefky.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekonomi Positif

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pelindo III Permudah Proses Ekspor Impor
(Foto:@Pelindo III)

Menurut Riefky, tidak akan ada perekonomian positif tanpa penanganan kesehatan yang lebih serius, serta stimulus dari pemerintah untuk masyarakat miskin dan rentan.

"Perekonomian positif tidak ada artinya kalau dua hal itu tidak dijaga. Perekonomian bisa tumbuh berkelanjutan jika keduanya dilakukan," tuturnya.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, juga menekankan hal serupa. Pemulihan ekonomi memang akan berjalan apabila pandemi mereka, tapi untuk merealisasikannya dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk menjalankan protokol kesehatan dan melaksankan stimulus ekonomi.

"Pemulihan ekonomi juga membutuhkan stimulus, sehingga kita harus menjaga kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan dan melaksanakan program stimulus ekonomi yang sudah dituangkan dalam APBN secara efektif," ungkap Piter.

Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi

Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya