Lepas dari Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Minus Lagi Gara-Gara PPKM Diperpanjang

PPKM diperpanjang berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 akan kembali minus.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Agu 2021, 16:27 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2021, 16:20 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 membaik dari kuartal II 2020 lalu yang tumbuh minus 5,32 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno, mencermati kebijakan PPKM diperpanjang oleh pemerintah sejak 3 Juli hingga 9 Agustus 2021.

Benny meramal, pengetatan pembatasan sosial tersebut otomatis akan membuat pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 akan kembali minus, setelah sempat bangkit dengan tumbuh positif 7,07 persen di triwulan keduan tahun ini.

"Kuartal ketiga 2021 akan terjadi kontraksi lagi karena PPKM akan ada dampaknya. Semoga kuartal ke IV akan naik lagi," kata Benny kepada Liputan6.com, Kamis (5/8/2021).

Menurut dia, perpanjangan PPKM memang akan sangat mempengaruhi angka pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021. Agar ekonomi tidak terkontraksi lagi, ia pun mendorong pemerintah menggelar program penanganan pandemi secara lebih masif agar Indonesia tidak kembali jatuh ke lubang resesi.

"Perpanjangan PPKM memang ada hubungan dengan ekonomi, namun utamanya adalah kinerja penurunan penyebaran Covid-19 dan meningkatkan kemampuan vaksin serta penyembuhan yang sakit harus meningkat supaya tidak resesi lagi," imbuh Benny.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2017  Optimis Capai 5,3 Persen
Pemandangan gedung-gedung bertingkat di Ibukota Jakarta, Sabtu (14/1). Hal tersebut tercermin dari perbaikan harga komoditas di pasar global. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Secara perhitungan, Benny menilai, rumus pertumbuhan ekonomi terdiri dari poin konsumsi masyarakat, pengeluaran belanja pemerintah, investasi hingga capaian ekspor dikurangi impor.

"Hanya konsumsi masyarakat yang menurun, sedang lainnya meningkat. Maka angka tersebut tercapai secara makro ekonomi sehingga Indonesia tak lagi resesi," ujar Benny.

Namun demikian, ia memberi catatan, pertumbuhan ekonomi berskala mikro saat ini mungkin masih mengalami kontraksi. Itu lantaran adanya pembatasan mobilitas aktivitas usaha atau masyarakat selama masa PPKM ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya