Penerimaan Pajak Bakal Shortfall Sebesar Rp 87,1 Triliun

Penerimaan pajak di semester I tercatat sebesar Rp 557,8 triliun dari target Rp 1.229,6 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Agu 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2021, 20:00 WIB
FOTO: Sri Mulyani Bahas Program PEN Bersama Komisi XI DPR
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) dan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana (kanan) saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/8/2020). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Penerimaan pajak tahun ini bakal turun hingga Rp 87,1 triliun. Hal tersebut diungkap oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (23/8/2021).

Perkiraan Sri Mulyani kali ini lebih tinggi dari perkiraan sebelum yang diangka Rp 53,3 triliun. Kenaikan ini karena penyebaran Covid-19 varian delta.

"Pajak agak mengalami shortfall yaitu Rp 87,1 triliun," kata Sri Mulyani.

Dengan begitu, maka proyeksi penerimaan pajak negara tahun ini yang semula Rp 1.176,3 triliun menjadi Rp 1.142,5 triliun. Angka ini lebih rendah dari target APBN yakni Rp 1.229,6 triliun.

"Penerimaan pajak akan lebih rendah dari target dengan adanya PPKM akibat varian delta yang pengaruhnya muncul di semester II atau kuartal III," kata Sri Mulyani.

Dengan begitu penerimaan pajak paruh kedua tahun ini hanya tumbuh 6,6 persen, lebih rendah dari semester I-2021 yang mampu tumbuh 8,8 persen.

Penerimaan pajak di semester I tercatat sebesar Rp 557,8 triliun dari target Rp 1.229,6 triliun. Capaian ini naik 4,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 531,77 triliun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mulai Pulih

Pajak
Ilustrasi Foto Pajak (iStockphoto)

Terdapat beberapa sektor yang penerimaan pajak mulai pulih, seperti industri pengolahan tumbuh 5,7 persen, perdagangan tumbuh 11,4 persen, serta informasi dan komunikasi tumbuh 15,8 persen.

Sementara itu sektor lainnya yang masih mengalami kontraksi antara lain konstruksi minus 16 persen, pertambangan minus 8,1 persen, jasa keuangan minus 3,9 persen, industri transportasi dan pergudangan minus 1,1 persen.

Adanya koreksi outlook tersebut membuat penerimaan pajak tahun ini hanya mencapai Rp 1. 735,7 triliun atau 99,5 persen dari target.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya