Demi Transformasi, Telkomsel Punya Misi Perkuat Investasi di Perusahaan Rintisan

Telkomsel terus bertransformasi demi menjadi perusahaan digital telekomunikasi terkemuka

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2021, 14:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2021, 14:30 WIB
Facebook dan Telkomsel
Telkomsel menggandeng Facebook, menghadirkan fitur bernama Mobile Center yang memungkinkan pelanggannya bisa membeli paket data dari aplikasi Facebook (Foto: Telkomsel).

Liputan6.com, Jakarta Telkomsel terus bertransformasi demi menjadi perusahaan digital telekomunikasi terkemuka. Setelah berinvestasi di unicorn Gojek sebesar USD 450 juta, kini anak usaha PT Telkom Tbk, ini terus memburu perusahaan rintisan di bidang teknologi.

Melalui Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), Telkomsel sudah melakukan investasi startup Tanah Air, seperti Kredivo, PrivyID, Qlue, Halodoc, Tanihub, Tada, SiCepat, dan Inspigo sebesar USD 40 juta.

Senior Equity Research Analyst MNC Sekuritas Victoria Venny, mengatakan investasi yang dilakukan Telkom dan Telkomsel di perusahaan digital sudah tepat. Selain sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yang ingin mengembangkan ekonomi digital di Indonesia, investasi yang dilakukan Telkom dan Telkomsel di perusahaan digital turut mendorong pertumbuhan ekonomi digital nasional.

"Transformasi digital yang dilakukan Telkom maupun Telkomsel juga sejalan dengan rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang mendorong agar PT Telkom Indonesia merubah strategi bisnisnya," katanya kepada wartawan, Kamis (11/11/2021).

Tujuannya agar BUMN telekomunikasi tersebut dapat bersaing dengan perusahaan teknologi global. Untuk mendukung rencana tersebut, Telkomsel diminta untuk menyerahkan aset menara telekomunikasi miliknya ke Telkom.

Sedangkan Telkomsel, katanya, akan fokus untuk menjadi digital company (Digico) dengan tugas mengembangkan platform digital dan akan berperan sebagai enabler bagi content creator lokal.

Venny membantah jika investasi yang dilakukan oleh Telkom maupun Telkomsel itu merupakan bagian dari 'bakar uang'. Investasi yang dilakukan Telkom maupun Telkomsel dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang sudah mulai beralih ke digital.

"Sekarang siapa yang tidak memakai Gojek? Dengan adanya pandemi Covid-19, transformasi masyarakat untuk menggunakan layanan digital semakin cepat. Contohnya saat ini sudah banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan HaloDoc. Dahulu masyarakat yang memakai platform digital masih rendah. Sekarang semua sudah tergantung pada layanan platform digital," ungkap Venny.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Data Investasi

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Akibat ketergantungan masyarakat akan platform digital, membuat investor baik itu lokal maupun asing berbondong-bondong untuk berinvestasi di perusahaan digital Indonesia.

Berdasarkan data yang didapatkan dari CrunchBase, total investor yang menanamkan uang di TaniHub USD 65,5 juta. HaloDoc juga sudah mendapatkan pendanaan dari investor sebesar USD 145 juta. Total dana yang ditaruh di Kredivo mencapai USD 310 juta. Investor yang menempatkan dananya di SiCepat mencapai USD 274 juta. Sedangkan investor yang menaruh dananya di Tanihub mencapai US$ 95 juta.

Dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dan memiliki jaringan internet yang cukup baik, Venny percaya investor masih akan terus berburu perusahaan rintisan yang ada di Indonesia. Tingginya minat investor untuk menempatkan dananya di startup nasional dinilai Venny mampu meningkatkan valuasi dari perusahaan digital tersebut.

"Sehingga ketika investor semakin banyak berinvestasi di perusahaan digital, value mereka akan terus bertambah. Value perusahaan rintisan yang bertambah juga akan memberikan potensi keuntungan investasi yang dilakukan oleh Telkom dan Telkomsel. Justru ke depannya potensi keuntungan di bisnis digital akan lebih besar dari bisnis konektivitasnya," ungkap Venny.

Ketika value dari bisnis digital sudah semakin besar, investor yang menempatkan dananya di perusahaan digital akan berpotensi mendapatkan keuntungan, termasuk Telkom dan Telkomsel. Harga saham Telkom saat ini dinilai Venny belum mencerminkan dari bisnis digital yang dimiliki oleh Telkom maupun Telkomsel.

"Saat ini Telkomsel belum menggelar jaringan 5G secara luas. Ketika jaringan 5G sudah tergelar serta bisnis digital dan sinergi sudah didapatkan Telkom maupun Telkomsel dengan perusahaan digital, maka harga saham Telkom bisa lebih tinggi lagi dari yang ada saat ini. Rekomendasi saya beli untuk saham Telkom," kata Venny.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya