Data Beras Indonesia Surplus 7 Juta Ton, Mendag: Saya Tak Percaya

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan karena data BPS menunjukkan surplus beras mencapai 7 juta ton, maka dia sempat menolak impor.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Des 2022, 13:43 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 13:20 WIB
Budi Waseso dan Zulkifli Hasan Tinjau Kedatangan Beras Impor di Pelabuhan Tanjung Priok
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) saat meninjau aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyoroti polemik beras yang sempat terjadi. Seperti diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) mengklaim produksi beras surplus 7 juta ton.

Sementara Perum Bulog menghitung, stok cadangan beras pemerintah (CBP) hanya tersisa maksimal sekitar 300 ribu ton pada akhir tahun bila tidak dilakukan impor.

"Jadi impor beras ini saya tidak setuju, saya menentang keras. Dari berkali rapat saya tidak setuju, karena Menteri Pertanian mengatakan, kita surplus," tegas Mendag dalam sesi webinar bersama Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Selasa (27/12/2022).

"Surplusnya itu tidak sedikit, 7 juta, walaupun dalam hati saya tidak percaya. Tapi karena datanya BPS surplus 7 juta, maka saya menolak impor beras," dia menambahkan.

Di sisi lain, Mendag mencermati hitungan Badan Pusat Statistik (BPS), dimana lahan sawah kepemilikan petani menyusut 80 persen. Kondisi ini lantas membuat petani semakin terjerembab dalam jurang kemiskinan.

"Oleh karena itu data BPS bilang, 80 persen petani sudah tidak punya sawah, tidak punya kebun. Berubah jadi buruh tani. Artinya sudah secara sistematis petani tambah miskin. Cuman karena ada bantuan-bantuan dia bisa hidup, cuman tanahnya habis," tuturnya.

"Kata Mentan kita surplus beras 7 juta (ton), saya percaya saja. Tapi hati saya berkata lain, surplus dari mana. Wong pertanian itu satu produktivitas," keluh Mendag.

 


Produksi Beras

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menerima beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menerima beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).

Menurut dia, produksi beras bakal meningkat bila ketersediaan pupuk cukup, ditunjang obat-obatan pengusir hama dan fasilitas irigasi yang bagus.

"Lah ini pupuknya kurang terus, irigasi tidak pernah menyaingi sebagus zaman Pak Harto, obat-obatan tidak terkendali harga pasar, pupuk waktu tanam tidak ada, waktu panen ada lagi," ungkapnya.

"Jadi saya sebetulnya tidak percaya itu ada stok 7 juta (ton). Kemudian lahan tambah kurang. Jadi kalau produksi tiap tahun naik-naik-naik, dari mana itu dasarnya?" tanya Mendag.

 


Cerita Mendag Tolak Impor Beras, tapi Akhirnya Dibuka Juga

20161227-Beras-Jakarta-AY
Pekerja memanggul karung Beras dari truk di pasar induk Cipinang, Jakarta, Selasa (27/12). Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, stok kebutuhan pokok pangan hingga akhir tahun akan cukup. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku sempat menolak adanya impor beras. Penolakan itu sempat ia utarakan dua kali dalam rapat terbatas.

"Jadi impor beras ini sebetulnya saya tidak setuju, saya menentang keras dari dua kali rapat saya tidak setuju," ujar Zulkifli Hasan dalam diskusi bersama ICMI mengenai Polemik Impor Beras di Akhir Tahun, Selasa (27/12/2022).

Penolakannya saat itu berdasarkan keterangan Menteri Pertanian bahwa cadangan beras pemerintah surplus 7 juta ton. Di satu sisi, Zulkifli sangsi terhadap klaim bahwa Indonesia surplus beras dengan jumlah tersebut lantaran komoditas tani tidak selaras dengan kebutuhan panen.

Misalnya saja, ucap Zulkifli, terjadi kelangkaan pupuk, irigasi sedang tidak bagus, obat-obatan tidak merata jelang panen. Di satu sisi, Bulog menyatakan bahwa cadangan beras yang ada tersisa 500.000 ton dari batas minimal 1,2 juta ton.

"Sedangkan harga beras naik terus hampir Rp1.000 naiknya," ucap Mendag.

Zulkifli kemudian mengusulkan Bulog membeli harga gabah ataupun beras yang ada di petani meski harga mahal sekalipun. Namun, karena bukan musim panen, sementara cadangan beras telah tiris, langkah impor menjadi opsi yang perlu ditempuh.


Demi Jaga Ketahanan Pangan

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya Zulkifli pernah menegaskan bahwa impor beras dilakukan untuk menjaga kestabilan harga beras di pasar. Hingga penghujung tahun 2022 ini, Bulog akan menerima 200.000 ton beras dari total jumlah 500.000 ton.

"Sebagian dari impor, 200.000 ton sudah datang. Jadi biar tidak simpang siur. Yang mau impor itu tidak ada. Presiden, Kabulog, saya, dan kabapanas Arief tidak ada yang ingin impor, jika produksi kita cukup. Buat apa kita impor, jika berasnya ada," kata Mendag Zulhas saat melakukan Sidak ke Tanjung Priok, Jumat (16/12).

Mendag menyebutkan, data dari Kementan memang menunjukkan surplus Beras. Tapi karena harga beras terus meningkat secara signifikan, hingga mencapai Rp10.000 per liternya, akhirnya Bulog memutuskan untuk melakukan operasi pasar dengan harga Rp8.300. Sehingga masyarakat bisa memilih, ada beras yang merk, premier dan beras dari Bulog yang dijamin.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya