Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa ini. Penguatan rupiah ini seiring menurunnya Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Manufaktur Amerika Serikat (AS).
Pada Selasa (4/4/2023), nilai tukar rupiah hari ini naik 38 poin atau 0,25 persen ke posisi 14.933 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.971 per dolar AS.
Baca Juga
"Data PMI ini berpotensi berimbas pada pertumbuhan ekonomi AS secara umum, apalagi di tengah kondisi suku bunga tinggi yang diterapkan The Fed dan inflasi AS yang masih di level yang tinggi," kata analis ICDX Revandra Aritama dikutip dari Antara.Â
Advertisement
PMI Manufaktur AS dilaporkan berada di level 46,3, turun dari laporan bulan sebelumnya di level 47,7. PMI Manufaktur adalah indeks yang mengukur aktivitas ekonomi dari sektor manufaktur. Nilai di bawah 50 menunjukkan terjadi kontraksi di sektor manufaktur AS.
Menurut Revandra, hal tersebut memunculkan kewaspadaan yang berpotensi menimbulkan keyakinan bank sentral AS atau The Fed untuk menahan atau menurunkan suku bunga demi menjaga pertumbuhan ekonomi AS.
"Jika hal ini benar, maka dolar AS berpeluang untuk lanjut melemah dan rupiah berpeluang untuk menguat," ujarnya.
Ia menuturkan pasar terlihat masih menunggu dan mencermati kebijakan suku bunga The Fed yang baru akan diumumkan bulan depan.
Namun, beberapa forecast terhadap kondisi ekonomi AS terlihat pesimis sehingga jika suku bunga lanjut dinaikkan, beban terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi semakin berat.
Revandra memperkirakan kurs rupiah berpeluang bergerak di kisaran 14.900 per dolar AS hingga 15.100 per dolar AS.
Pada Senin 3 April2023, rupiah ditutup naik 25 poin atau 0,16 persen ke posisi 14.971 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.996 per dolar AS.
Bos BI: Nilai Tukar Rupiah Lebih Gagah dari India-Malaysia
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap nilai tukar mata uang rupiah lebih perkasa dibanding dengan negara tetangga. Diantaranya Malaysia, Thailand, hingga India.
Dia mencatat nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,75 persen secara point-to-point di akhir Februari 2023. Namun, jika dilihat secara year-to-date (ytd), nilai tukar rupiah per 15 Maret 2023 menguat 1,32 persen dari level akhir Desember 2022.
Angka ini yang disebut Perry Warjiyo lebih baik dari capaian daei Rupee India, Baht Thailand, dan Ringgit Malaysia.
"Apresiasi ini lebih baik dibandingkan dengan apresiasi Rupee India sebesar 0,16 persen serta depresiasi Baht Thailand dan Ringgit Malaysia masing-masing sebesar -0,04 persen dan -1,8 persen," urainya.
Advertisement
Masih Akan Stabil
Kedepannya BI memperkirakan kalau nilai tukar rupiah akan terjaga di level stabil. Mengingat ada sejumlah peningkatan ekonomi nasional yang berdampak positif.
"Kedepan BI mem stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, inflasi rendah, surplus transaksi berjalan, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik," katanya.
"BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian untuk mengendalikan inflasi. Khususnya inflasi barang impor dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadpa nilai tukar rupiah," sambung Perry Warjiyo.