Liputan6.com, Jakarta Sejumlah UMKM asli Indonesia dipamerkan di beberapa titik selama gelaran Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN. Menariknya, puluhan produk UMKM ini dilirik para ibu negara para delegasi negara ASEAN.
Puluhan UMKM bisa berada di gelaran KTT ASEAN 2023 setelah melalui kurasi yang dilakukan PT Sarinah. Salah satunya untuk mengedepankan dalam upaya promosi kekayaan budaya dan kreativitas Indonesia di gelaran bergengsi di Labuan Bajo itu.
Baca Juga
Direktur Utama Sarinah, Fetty Kwartati menerangkan UMKM ini masuk dalam bagian Spouse Program KTT ASEAN 2023. Ini merupakan acara yang dihadiri oleh para istri dari kepala negara di ASEAN yang membahas isu-isu penting di luar agenda utama pertemuan.
Advertisement
“Sarinah sangat bangga dapat menjadi bagian dalam perhelatan KTT ASEAN ke- 42 tahun 2023. Sebagai Panggung Karya Indonesia, Sarinah terus berusaha untuk memberikan panggung kepada UKM dan Brand Lokal Indonesia dengan cara memperkenalkan, mempromosikan produk-produknya ke kancah internasional melalui KTT ASEAN," kata dia dalam keterangannya, Kamis (11/5/2023).
"Hal ini sejalan dengan tema KTT ASEAN ke- 42 tahun 2023 yaitu untuk menjadi Epicentrum of Growth dari karya Indonesia. Dengan peran penting yang dimainkan oleh Sarinah dalam acara ini, diharapkan dapat memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya dan produk-produk unggulan lokal yang berkualitas," sambung Fetty.
Dia mengungkap, dalam proses kurasi produk, Sarinah bekerjasama dengan Dekranasda Nusa Tenggara Timur (NTT). Setelah produk UMKM Dekranasda NTT terkurasi, sebagian produk tersebut dibuat koleksi khusus wastra untuk showcase UMKM KTT ASEAN Indonesia 2023 di Puncak Waringin.
Sarinah juga memamerkan produk-produk UMKM di Bandara Internasional Komodo. Dari kurasi tersebut, terpilih beberapa UMKM yang berkesempatan untuk dapat memamerkan produknya diantaranya adalah karya dari Edward Hutabarat, Gloya (Cawang Art), Herviolet, Levico serta koleksi wastra tenun dari Dekranasda NTT.
Merek Lainnya
Karya-karya dari UMKM tersebut memperlihatkan kekayaan khazanah budaya timur diantaranya dari Kupang, Dokka, Sumba, Manggarai dan Ende. Ibu negara, Iriana Joko Widodo pun mengajak lima pendamping pemimpin ASEAN untuk melihat produk-produk UMKM yang kaya akan keanekaragaman budaya timur Indonesia.
Pemilik Jenama Herviolet Morass mengaku bersyukur ketika produknya terpilih menjadi salah satu produk hadiah untuk acara KTT ASEAN ke- 42 di Labuan Bajo.
"Terdapat beberapa model tas yang dipilih dengan berbagai model dan motif. Sungguh sebuah apresiasi yang luar biasa sebagai karya anak bangsa untuk bisa tampil di perhelatan sepenting ini bersama SARINAH - Panggung Karya Indonesia," katanya.
Fetty menerangkan, melalui kegiatan ini, Sarinah berharap dapat terus membantu mempromosikan produk-produk lokal Indonesia ke tingkat yang lebih luas. Serta mendukung pembangunan ekonomi dan keberlanjutan pengembangan usaha mikro dan kecil di Indonesia.
Advertisement
Iriana Jokowi Berikan Oleh-oleh
Diberitakan sebelumnya, Ibu negara Iriana Jokowi memberikan oleh-oleh khas Nusa Tenggara Timur (NTT) kepada para pendamping pimpinan negara ASEAN yang ikut hadir di KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Rabu (10/5/2023).
Ragam oleh-oleh tersebut berupa tas dari kayu cendana yang wanginya khas, tas dari tenun khas NTT, stola dari tenun dan produk teh serta makanan kering dari moringa atau daun kelor dalam acara "Spouse Program" yang diadakan di Puncak Waringin.
"Ibu negara adalah seorang ibu-ibu yang gemar memberikan oleh-oleh. Jadi, Ibu memberikan beberapa item suvenir," ujar Deputi Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana Sekretariat Presiden Rika Kiswardani seperti dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (11/5).
Spouse Program
Tema utama dari acara Spouse Program KTT ASEAN 2023 adalah "The Sound of Archipelago", yang bermakna agar wilayah Indonesia Timur dikenal secara lebih luas lagi.
Dalam acara tersebut, sejumlah pendamping pimpinan ASEAN yang hadir adalah Ibu Bun Rany Hun Sen dari Kamboja, Ibu Vandara Siphandone dari Laos, Ibu Wan Azizah Wan Ismail dari Malaysia, Ibu Louise Araneta Marcos dari Filipina dan Ibu Ho Ching dari Singapura.
Para ibu negara, ujar Rika, disuguhkan berbagai tarian dan musik tradisional, pertunjukan budaya hingga produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Selama acara berlangsung, para ibu negara tak segan-segan menikmati musik tradisional dan ikut menari bersama para penari.
Advertisement