Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25%

BI mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) Juli 2024 di angka 6,25 persen.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Jul 2024, 14:43 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2024, 14:43 WIB
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25%
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menjelaskan keputusan tersebut diambil sebagai langkah konsistensi untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di angka 6,25  persen.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16 dan 17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25 persen, suku bunga Deposit Facility juga tetap sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 7 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pengumuman Hasil RDG Juli 2024, disiarkan pada Rabu (17/7/2024).

Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5 plus minus 1% pada tahun 2024 dan 2025.

Fokus kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas, stabilisasi nilai tukar rupiah, termasuk menjaga aliran masuk portofolio asing dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, lanjut Perry.

"Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga, kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk memperkuat infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran," imbuhnya.

Gubernur BI juga memastikan, bahwa pihaknya terus memperkuat kebijakan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bank Dunia Ramal Suku Bunga BI Turun di 2025, Jadi Berapa?

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk saat berpidato dalam acara peluncuran laporan Economic Prospects Report Edisi Juni 2024 di Jakarta, Senin (24/5/2026).
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk saat berpidato dalam acara peluncuran laporan Economic Prospects Report Edisi Juni 2024 di Jakarta, Senin (24/5/2026). (Natasha)

Bank Dunia memproyeksi Bank Indonesia (BI) akan mulai menurunkan suku bunganya pada tahun 2025 mendatang.

Seperti diketahui, BI pada April 2024 menaikkan suku bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%, menandai level tertinggi sejak tahun 2016.

Kemudian untuk bulan Juni 2024, BI mempertahankan suku bunga acuan atau Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di angka 6,25 persen.

"Bank Indonesia diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunganya pada tahun depan," ungkap Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk dalam peluncuran laporan Economic Prospects Report Edisi Juni 2024 di Jakarta, Senin (24/5/2026).

Bank Dunia, penurunan akan terjadi meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat, juga dengan normalisasi kebijakan moneter cadangan devisa yang diperkirakan masih mencukupi untuk memenuhi impor 6 bulan ke depan.

Bank Dunia, penurunan akan terjadi meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat, juga dengan normalisasi kebijakan moneter cadangan devisa yang diperkirakan masih mencukupi untuk memenuhi impor 6 bulan ke depan.

 


Ramalan Inflasi

Ilustrasi grafik inflasi (Istimewa)
Ilustrasi grafik inflasi (Istimewa)

Sementara untuk inflasi, Bank Dunia memperkirakan harga konsumen utama Indonesia akan mencapai rata-rata sekitar 3% pada tahun 2024.

Angka tersebut menurun dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,2%. Bank Dunia menyoroti kenaikan harga pangan menyebabkan meningkatnya inflasi utama Indonesia saat ini.

Seperti diketahui, inflasi konsumen Indonesia telah naik 2,8% dari 2023 lalu pada Mei 2024, menandai dari 2,6% tahun ke tahun (yoy) pada bulan Januari.

Kondisi iklim yang buruk mengurangi jumlah panen beras dalam negeri dan memengaruhi harga pangan secara lebih luas, jelas Bank Dunia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya