Dirut Pertamina Ungkap Roadmap Bisnis Biofuels dan Dekarbonisasi di SALA Dialogues

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati membeberkan roadmap perusahaan di bidang biofuels dan dekarbonisasi kepada pebisnis dan praktisi di Singapura.

oleh Fachri pada 17 Okt 2024, 14:50 WIB
Diperbarui 17 Okt 2024, 14:46 WIB
Dirut Pertamina.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati pada Southeast Asia-Latin American Dialouges (SALA Dialogues) yang dilaksanakan, Rabu (16/10/2024) di INSEAD Hoffmann Institute, Singapura. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati membeberkan roadmap perusahaan di bidang biofuels dan dekarbonisasi kepada pebisnis dan praktisi di Singapura. Dirinya menyebut, roadmap Pertamina di kedua bidang tersebut dapat mengatasi tantangan Indonesia di masa yang akan datang.

“Indonesia melalui Pertamina telah mengimplementasikan inisiatif biodiesel sejak 2010, kini telah berhasil memproduksi dan memanfaatkan biodiesel B35 yang terbukti berhasil mensubtitusi impor solar," ujar Nicke.

"Sejak April 2019 Pertamina sudah tidak lagi mengimpor solar dan avtur, selain itu B35 juga mampu menurunkan emisi CO2 hingga 32,7 juta ton pada tahun 2023,” jelasnya.

Nicke menyebut, biodiesel memiliki keunggulan lain seperti kemudahan proses blending atau proses pencampuran fossil fuel dengan biodiesel. Menurutnya, jika biofuel harus diproduksi di kilang dengan skala besar, untuk biodiesel blending dapat dilakukan di terminal akhir.

“Indahnya biodiesel adalah kemudahan proses blending yang dapat dilakukan di fuel terminal atau terminal akhir dan Pertamina memiliki lebih dari 1000 fuel terminal di Indonesia," sebutnya.

"Ini akan mendorong pembangunan bioethanol plants yang tentunya akan turut meningkatkan ekonomi lokal serta menciptakan lapangan kerja,” imbuh Nicke.

Buka Peluang Kerja Sama

Dirut Pertamina.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati pada Southeast Asia-Latin American Dialouges (SALA Dialogues) yang dilaksanakan, Rabu (16/10/2024) di INSEAD Hoffmann Institute, Singapura. (Foto: Istimewa)

Nicke mengungkapkan, kesuksesan implementasi biodiesel akan direplikasi untuk produk gasoline dan diharapkan dapat menurunkan impor serta mencapai ketahanan energi nasional. Ia menyebut bahwa saat ini Pertamina telah memulainya dengan produk biofuel E5.

“Kita telah memulai biofuel dengan E5 di beberapa wilayah di Jawa, yaitu di Jawa Timur dan secara bertahap meningkatkannya,” ungkapnya.

Nicke juga mengatakan, Pertamina tidak bisa berjalan sendiri untuk melaksanakan tugas transisi energi dan inovasi berkelanjutan produk energi hijau.

"Dibutuhkan kolaborasi dan transfer knowledge dengan mitra bisnis strategis juga negara lainnya," katanya.

Di sisi lain, Nicke pun membuka peluang untuk bekerja sama dengan negara Amerika Latin untuk mengembangkan biodiesel dan biofuel.

“Untuk program bioethanol, kami melihat potensi kolaborasi antara Indonesia dan Brasil dan kami ingin belajar secara holistik bagaimana Brazil mengimplementasikan bioethanol, dimulai dari proses plantation, pengembangan bioethanol plant, teknologi, cara menarik investor juga dari sisi regulasi," ujarnya.

"Harapannya agar program bioethanol dapat mendukung capaian target net zero carbon,” imbuh Nicke.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya