Liputan6.com, Jakarta - Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pengembangan Ekonomi Kanada, Mary Ng, memimpin misi dagang terbesar Kanada ke Indonesia dan Filipina dari 1 hingga 6 Desember 2024.
"Kunjungan ini adalah peluang luar biasa untuk membantu rakyat Kanada dan memperkuat hubungan ekonomi dengan pasar dinamis di Indo-Pasifik," ujar Mary Ng dalam kunjungannya pada Senin (2/12/2024).
Advertisement
Baca Juga
Mary Ng juga menambahkan bahwa misi ini turut melibatkan lebih dari 300 perwakilan dari 190 perusahaan Kanada untuk memperluas peluang bisnis di Asia Tenggara.
Advertisement
Indonesia yang menjadi mitra dagang ke-22 terbesar Kanada, mencatat total perdagangan senilai 5,7 miliar dolar Kanada pada 2023. "Dalam bidang energi, kami akan menunjukkan keahlian Kanada termasuk pengalaman keberlanjutan yang sangat penting," tambah Ng.
Sejalan dengan Strategi Indo-Pasifik Kanada, misi ini diharapkan dapat memperkuat hubungan dengan negara-negara ASEAN guna mendorong perdagangan yang inklusif, berkelanjutan, dan saling menguntungkan antara satu sama lain.
Mary menyebut, dalam misi dagang ini pihaknya melibatkan lebih dari 300 pelaku bisnis dari Kanada. Hal ini menunjukman sebuah bukti nyata kepercayaan mereka terhadap potensi pasar Indonesia yang besar.
"Lebih dari 300 orang, yang benar-benar menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap Indonesia dalam misi perdagangan ini sangat nyata. Itu terasa," ujarnya.
Perluas Akses Pasar ke Kanada, Indonesia Selesaikan ICA-CEPA
Indonesia dan Kanada resmi menandatangani Pernyataan Bersama Penyelesaian Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement(CEPA).
Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, dan Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng, dalam pembukaan kegiatan Misi Dagang Kanada ke Indonesia di Jakarta, Senin (2/12/2024).
"Setelah perjuangan kedua tim perunding selama lebih dari 2,5 tahun, Indonesia akhirnya berhasil memiliki perjanjian dagang komprehensif dengan Kanada. Melalui Indonesia-Canada CEPA ini, akses pasar produk-produk Indonesia akan semakin luas hingga ke wilayah Amerika Utara, khususnya Kanada," ujar Mendag Budi.
Keuntungan Bagi Indonesia Melalui CEPA
Perjanjian perdagangan ini tidak hanya mencakup perdagangan barang, tetapi juga memberikan preferential treatment bagi penyedia jasa Indonesia, termasuk di sektor:
- Jasa bisnis
- Telekomunikasi
- Konstruksi
- Pariwisata
- Transportasi
Selain itu, akses investasi di sektor-sektor strategis seperti manufaktur, pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan, penggalian, dan infrastruktur energi akan semakin mudah berkat CEPA.
Lebih lanjut, perjanjian ini mencakup komitmen pada berbagai isu penting lainnya, seperti:
- Hak kekayaan intelektual
- Praktik regulasi yang baik
- Niaga elektronik (e-commerce)
- Persaingan usahaUsaha Kecil dan Menengah (UKM)
- Pemberdayaan ekonomi perempuan
- Perlindungan lingkungan
Advertisement
Ketenagakerjaan Dorongan untuk Pelaku Usaha dan Investor
Menteri Mary Ng menyampaikan bahwa selesainya perjanjian CEPA menjadi momentum tepat bagi pelaku usaha dan investor dari kedua negara untuk memperluas peluang di pasar mitra masing-masing.
"Sekarang adalah waktu yang tepat bagi pebisnis dan investor Kanada untuk memperluas penjajakan ke ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Di sisi lain, saat ini juga menjadi waktu yang tepat bagi pebisnis dan investor Indonesia yang ingin melebarkan sayap ke pasar Amerika Utara," ujar Mary Ng.
Penandatanganan Indonesia-Canada CEPA menjadi langkah strategis yang membuka peluang luas bagi perdagangan, investasi, dan kolaborasi di berbagai sektor penting. Dengan perjanjian ini, kedua negara diharapkan dapat meningkatkan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dan memperkuat posisi masing-masing di pasar global.