Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Ukraina telah membeli beberapa pasokan penting, termasuk gas, makanan dan peralatan militer, menggunakan sumbangan kripto yang diterima saat negara itu menentang invasi Rusia.
Sekitar USD 10 juta atau sekitar Rp 143,6 miliar telah dihabiskan pemerintah Ukraina untuk membeli berbagai kebutuhan tersebut.
Data blockchain menunjukkan, sumbangan didistribusikan dari dompet digital pemerintah, dibuat oleh pertukaran kripto yang berbasis di Kyiv, Kuna ke dompet digital lainnya sebelum dibelanjakan. Pada Senin pagi, sekitar USD 6,5 juta dalam bentuk Ether telah dipindahkan dari dompet pemerintah ke bursa.
Advertisement
"Kami mengevakuasi orang-orang sehingga kami mengirim uang untuk membeli bensin, untuk membeli makanan dan air bagi orang-orang yang mengungsi. Kami mengirimkan sejumlah uang kepada personel militer setempat yang dapat membeli beberapa persediaan secara lokal,” kata pendiri Kuna, Michael Chobanian kepada CoinDesk, seperti dikutip Selasa (1/3/2022).
Baca Juga
Chobanian menambahkan, pemerintah Ukraina juga membeli drone, kacamata heat vision dan bensin.
Chobanian membagikan laporan di akun Twitter-nya pada Senin yang menunjukkan total dukungan kripto untuk pemerintah Ukraina melalui berbagai cryptocurrency dan Stablecoin lebih dari USD 12 juta.
Sedangkan Elliptic, yang membantu melacak transaksi di blockchain, mengatakan pemerintah dan organisasi non-pemerintah telah meraih sumbangan sebesar USD 20 juta.
Sumbangan Bitcoin yang dikumpulkan oleh pemerintah didistribusikan dengan cukup cepat, menurut data blockchain. Hampir semua Bitcoin yang terkumpul, berjumlah sekitar USD 4 juta, telah dikirim ke berbagai dompet.
"Kami berhasil membeli semua barang ini di Eropa menggunakan kripto. Banyak teman saya di industri kripto membantu. Kami mengirim mereka kripto, mereka membayar (barang) dalam euro,” kata Chobanian.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Transaksi Kecil
Chobanian mengungkapkan sebagian besar Bitcoin yang keluar adalah untuk transaksi kecil dan pemerintah menyimpan dana untuk beberapa pembelian yang lebih besar.
"Sangat sulit untuk (mengirim uang) menggunakan metode tradisional. Pertama-tama, dibutuhkan banyak waktu. Kedua, banyak birokrasi dan sebagainya. Di sini, kami sangat cepat. Jadi kami menerima uang dan kami membelanjakannya segera," ujar Chobanian.
"Kami seperti bank kripto bagi pemerintah saat ini," pungkasnya.
Advertisement