Liputan6.com, New York - Sejumlah orang dari komunitas warga Yaman di Amerika Serikat (AS) melancarkan aksi demonstrasi di depan Gedung Markas PBB, New York. Mereka menyatakan dukungan kepada pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi untuk memborbardir kelompok Houthi di Yaman.
Dalam aksinya, orator demonstran mengatakan, mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh bertanggung jawab atas konflik di negara republik tersebut. Demonstran juga menyebut kelompok ekstremis Houthi dan loyalis the General People’s Congress merupakan biang keladi kisruh di Yaman.
"Kelompok Houthi harus diadili di Pengadilan Kriminal Internasional. Mereka merupakan penjahat perang," ujar demonstan, seperti dimuat Al-Arabiya, Senin (30/3/2015).
Di tempat berbeda, juru bicara Komunitas Yaman di AS mendesak PBB menelurkan resolusi yang mengizinkan negara teluk bersatu menghancurkan kubu Ali Abdullah Saleh.
Sejak 5 hari lalu, pasukan koalisi negara teluk yang dipimpin Arab Saudi meluncurkan serangan bertajuk 'Decisive Storm' sebagai upaya untuk membantu Presiden Yaman saat ini, Abedrabbo Mansour Hadi, yang semakin terjepit lantaran terus diserang kelompok Houthi.
Arab Saudi mengerahkan 100 jet tempur. Selain itu, ada bantuan 30 pesawat tempur dari Uni Emirat Arab, 15 lainnya masing-masing dari Kuwait dan Bahrain, 10 dari Qatar, dan bantuan senjata dari Yordania, Maroko, dan Sudan.
Pakistan dan Mesir juga mengirimkan bantuan angkatan laut untuk bergabung dengan koalisi Arab menggempur Yaman.
Juru bicara koalisi militer multinasional menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan ruang sedikit pun bagi kelompok Houthi untuk melarikan diri ketika serangan dilaksanakan.
"Serangan terus dilakukan untuk menghancurkan pusat rudal balistik Houthi," ujar Brigadir Jenderal Arab Saudi Ahmed Asiri. Dia menjelaskan, dengan menggunakan peralatan dan teknologi canggih, pihaknya tengah melacak keberadaan markas dan gudang senjata milik Houthi yang tersembunyi di sejumlah wilayah Yaman.
"Tapi kita pastikan serangan ini tidak mengenai warga Yaman dan infrakstruktur utama negara tersebut," kata Ahmed. Dia menekankan, pasukan koalisi akan berhati-hati sehingga serangannya tidak salah sasaran.
Konflik di Yaman memanas ketika pemberontak Houthi mulai beraksi merebut sejumlah wilayah di negara tersebut. Kelompok Houthi diduga dibeking mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang sebelumnya digulingkan lantaran sikapnya yang diktator dan hendak mengabadikan kekuasaannya. (Riz/Sun)
Demonstran di AS Dukung Arab Saudi Bombardir Yaman
Saudi mengerahkan 100 jet tempur, ditambah 30 jet dari Uni Emirat Arab, 10 dari Qatar dan bantuan senjata dari Yordania, Maroko, dan Sudan.
diperbarui 30 Mar 2015, 14:25 WIBDiterbitkan 30 Mar 2015, 14:25 WIB
Milisi Houthi dilaporkan semakin mendekati kota Aden, di mana sang presiden mengungsi setelah kabur dari ibukota Yaman, Sanaa.... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jika Ketemu Orang Tidak Sholat Jangan Disuruh Sholat, tapi Begini Caranya Kata Buya Yahya
Cerita tentang Cagar Alam Mutis Timau, Ibu Pemberi Kehidupan Pulau Timor
7 Pemain yang Bersinar usai Tinggalkan Manchester United, Berikutnya Marcus Rashford?
DPR Bisa Rekomendasikan Copot Kapolri hingga Pimpinan KPK, Bentuk Intervensi?
Sejarah Kopitiam, Budaya Ngopi yang Makin Eksis di Indonesia
Pro Kontra Pemulangan Reynhard Sinaga, Menko Yusril: Tugas Negara Beda dengan Sikap Pribadi
Arti Mimpi Positif Hamil: Pertanda Baik atau Buruk?
Menilik Strategi Alex Pastoor di Timnas Indonesia: Membangun Kemenangan dengan Bertahan dan Menyerang
Apa Arti Sakinah Mawaddah Warahmah: Pahami Konsep Pernikahan Ideal dalam Islam
AIA Indonesia Punya Bos Baru, Harsya Prasetyo Jadi Presiden Direktur
Kekerasan Seksual di Mesuji Lampung, Kakek Setubuhi 2 Anak Tetangga Berkali-kali
Stok Penyerang Makin Menipis, Arsenal dalam Situasi Sulit