Liputan6.com, Istanbul - Sebuah ledakan terjadi di Istanbul, Turki. Akibatnya, 1 orang tewas dan 5 pesawat rusak. Insiden itu membuat aparat siaga dan menginvestigasi apakah ledakan bom.
Pihak keamanan mengatakan, terlalu dini menyatakan bandara mereka merupakan target teroris. Menteri Transportasi Turki menegaskan, sistem keamanan bandara itu sangat ketat.
Baca Juga
Tensi keamanan Turki meninggi setelah bom meledak pada 10 Oktober lalu, menewaskan 103 orang. Disusul serangan bom bunuh diri menyerang unjuk rasa damai di Ankara. Serangan itu merupakan serangan terparah dalam sejarah modern negara tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Serangan itu menyalahkan ISIS, seperti serangan ganda yang terjadi di wilayah yang dikuasai Kurdi di awal tahun ini.
Ledakan kali ini terjadi di Bandara Sabiha Gocken, sebuah bandara internasional kedua yang melayani penerbangan murah terjadi pada pukul 2.00 dini hari, Rabu 23 Desember 2015. Maskapai Pegasus mengatakan, ledakan melukai seorang staf kebersihan dan satu pesawat miliknya.
Petugas itu bernama Zehra Yamac, yang segera dibawa ke rumah sakit namun tewas tak berapa lama kemudian. Ledakan juga melukai teman kerjanya.
Menurut kantor berita Andolu polisi berpakaian lengkap dan rompi anti peluru bersiaga di bandara kecil itu. Sementara, keamanan diperketat di bandara utama, Ataturk.
Tidak ada penumpang di area ledakan misterius itu terjadi.
"Saat ini, masih terlalu dini mengatakan sebab ledakan itu. Namun perlu ditegaskan, sistem keamanan kami berjalan sesuai prosedur. Sementara itu, ada 5 pesawat rusak, satu di antaranya milik maskapai Pegasus. Namun kerusakan tidak terlalu parah," kata Menteri Transportas Binali Yildirim, seperti dilansir The Guardian, Rabu 23 Desember 2015.
Baik Presiden Turki Tayyip Erdogan maupun Perdana Menteri Ahmet Dovutoglu, keduanya tidak berkomentar apapun mengenai insiden itu.
Bandara Sabiha Gocken adalah bandara internasional kedua. Diberi nama itu sebagai penghormatan kepada pilot jet pertama Turki. Bandara itu melayani rute domestik dan internasional khusus penerbangan murah.
Sebagian saham bandara itu dimiliki oleh Malaysian Airports Holding.
"Kami masih terus bekerja sama dengan Pemerintah Turki dan kepolisian untuk menginvestigasi kejadian ini," kata Direktur Eksekutif Dato' Azmi Murad dalam pernyataannya.
Menurut laman bandara itu, Sabiha Gocken melayani 26 juta penumpang dalam 11 bulan terakhir dan terletak di perbatasan Turki dengan Asia. Hingga berita ini diturunkan, investigasi masih berlangsung.