Liputan6.com, London - Wali kota London yang baru, Sadiq Khan, mengkritik Donald Trump atas pernyataannya tentang Islam dan muslim. Ia pun menolak 'perlakuan istimewa' dari kandidat calon presiden AS itu.
Sebelumnya, Trump mengatakan, jika terpilih jadi penguasa Gedung Putih, ia akan melarang seluruh muslim masuk ke Negeri Paman Sam.
Baca Juga
Namun, pada Senin 9 Mei 2016, miliarder nyentrik mengatakan ada pengecualian terhadap seorang muslim, yaitu wali kota London yang baru saja terpilih: Sadiq Khan.
Advertisement
"Pandangan keliru Donald Trump mengenai Islam dapat membuat dua negara (AS dan Inggris) menjadi lebih tak aman," ujar Sadiq.
Dikutip dari CNN, Rabu (11/5/2016), ia menolak tawaran Trump yang mengizinkannya menjadi salah satu muslim yang berhak masuk ke Amerika.
Baca Juga
"Hal itu tak hanya tentang saya, namun juga keluargaku dan semua orang yang memiliki latar belakang serupa denganku, di seluruh dunia," kata wali kota muslim tersebut.
"Donald Trump dan orang-orang di sekitarnya berpikir bahwa nilai-nilai liberal Barat tak sesuai dengan Islam -- London telah membuktikan bahwa ia salah," tambah Khan yang merupakan imigran Pakistan muslim.
Sebelumnya, Trump berkata bahwa ia senang ketika Khan terpilih menjadi wali kota London.
"Selalu ada pengecualian," kata Trump kepada New York Times.
Kalimat tersebut diungkapkan Trump saat ditanya bagaimana menerapkan aturan kontroversialnya -- melarang muslim masuk ke AS -- kepada Sadiq Khan.
Sadiq Khan juga telah menyatakan sikapnya apabila Donald Trump menang dalam pemilu AS.
"Aku akan berhenti pergi ke sana (AS) berdasarkan iman saya, meski itu berarti aku tak bisa bertemu dengan wali kota di Amerika dan bertukar tentang ide-ide," ujar Khan.
"Aku yakin bahwa pendekatan politik yang dilakukan Donald Trump tak akan berhasil di Amerika," tambahnya.
Komentar Trump tentang Islam dalam beberapa kampanyenya, termasuk menyebut bahwa Inggris memiliki masalah muslim terbesar, memantik respon negatif baik di ASÂ maupun dunia.
Di Inggris, sebuah petisi melarang Trump masuk ke negara tersebut karena pidatonya yang dianggap menyebarkan kebencian. Petisi itu telah ditandatangani lebih dari setengah juta orang.